Page 7 - Orde Baru
P. 7

2019). Kebijakan pembangunan yang diprioritaskan oleh pemerintah, seperti investasi dalam
               infrastruktur dan industrialisasi, memungkinkan negara ini untuk memanfaatkan sumber daya
               alam yang melimpah. Proyek-proyek besar seperti pembangunan jalan, pelabuhan, dan
               fasilitas publik lainnya meningkatkan konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi
               regional.


                     Selain itu, Orde Baru berhasil menurunkan angka kemiskinan secara substansial.
               Menurut data BPS, persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan turun dari
               sekitar 60% pada tahun 1970-an menjadi sekitar 11% pada akhir tahun 1990-an (Sukma,
               2020). Program-program bantuan sosial dan pembangunan pertanian yang ditujukan untuk
               meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa juga membantu dalam mengurangi kemiskinan
               dan meningkatkan kualitas hidup.


                     Pendidikan juga mengalami peningkatan selama Orde Baru. Pemerintah
               menginvestasikan sumber daya yang signifikan untuk memperluas akses pendidikan dasar
               dan menengah. Meskipun kurikulum seringkali dipengaruhi oleh ideologi pemerintah, akses
               yang lebih baik terhadap pendidikan memberikan peluang bagi generasi muda untuk
               meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Hal ini berkontribusi pada
               perkembangan sumber daya manusia yang lebih baik di Indonesia (Lindsey, 2018).


                   B.  Dampak Negatif

                     Namun, di balik pencapaian tersebut, terdapat sejumlah dampak negatif yang tidak
               dapat diabaikan. Salah satu isu paling mendesak adalah pelanggaran hak asasi manusia yang
               terjadi selama Orde Baru. Banyak kasus penangkapan dan penyiksaan terhadap individu yang
               dianggap sebagai ancaman bagi pemerintah, terutama mereka yang terkait dengan PKI.
               Menurut Cribb (2016), ratusan ribu orang dibunuh atau hilang dalam proses penumpasan ini,
               menciptakan trauma yang mendalam bagi keluarga dan komunitas mereka.

                     Kebijakan kontrol sosial yang ketat juga menciptakan suasana ketidakpastian dan
               ketakutan di kalangan masyarakat. Kebebasan berpendapat dan kebebasan pers dibatasi
               secara signifikan. Media massa dikendalikan oleh pemerintah, dan kritik terhadap rezim
               hampir tidak pernah diterima. Hal ini menyebabkan kurangnya akuntabilitas pemerintah dan
               membatasi partisipasi masyarakat dalam proses politik (Aritonang, 2017).


                     Ketidakadilan sosial dan kesenjangan ekonomi juga semakin memburuk selama Orde
               Baru. Meskipun ada pertumbuhan ekonomi, manfaat dari pertumbuhan tersebut tidak merata.
               Banyak proyek pembangunan yang menguntungkan segelintir pengusaha dan elit politik,
               sementara masyarakat yang lebih luas sering kali tidak mendapatkan akses yang sama
               terhadap peluang ekonomi (Nasution, 2021). Kesenjangan antara yang kaya dan miskin
               semakin jelas, menciptakan ketegangan sosial yang terus berlanjut hingga saat ini.


                     Reformasi politik yang terjadi setelah jatuhnya Soeharto pada tahun 1998 adalah reaksi
               terhadap akumulasi masalah yang ditimbulkan oleh Orde Baru. Masyarakat Indonesia
               berusaha untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan membangun sistem politik yang lebih
               demokratis dan transparan. Namun, warisan negatif dari periode ini masih terasa, dan masih
               ada tantangan besar dalam membangun budaya politik yang sehat dan menghormati hak asasi
               manusia di Indonesia (Heryanto, 2018).


                   F.  Perlawanan dan Kritik terhadap Orde Baru
   2   3   4   5   6   7   8   9   10