Page 132 - Sejarah Nasional Indonesia
P. 132
di Dalat, Vietnam, untuk membahas situasi politik dan kemungkinan
kemerdekaan Indonesia. Kunjungan ini bertujuan untuk
mengonfirmasi posisi Jepang terhadap kemerdekaan Indonesia.
Dalam perjalanan tersebut, mereka semakin yakin bahwa momentum
untuk memproklamirkan kemerdekaan sudah dekat, dan banyak
pihak mulai bersiap untuk mengambil langkah selanjutnya (Roeslan,
1977).
2. Kesibukan-kesibukan Tanggal 15 Agustus 1945
Tanggal 15 Agustus 1945 menjadi hari yang sangat penting
ketika Jepang secara resmi mengumumkan menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu. Di Jakarta, suasana tegang dan harapan menyelimuti
para aktivis kemerdekaan. Mereka berkumpul dan mendiskusikan
langkah-langkah selanjutnya, menyadari bahwa kesempatan untuk
memproklamirkan kemerdekaan tidak boleh dilewatkan. Kabar
tentang surrender Jepang menambah semangat para pemimpin
nasional untuk segera mengumumkan kemerdekaan (Soekarno,
1965).
3. Peristiwa Rengasdengklok
Pada malam tanggal 16 Agustus 1945, dengan kekhawatiran
bahwa Jepang akan menggagalkan rencana proklamasi, Soekarno dan
Hatta dibawa oleh pemuda, termasuk anggota Angkatan Muda
Indonesia, ke Rengasdengklok. Di sana, mereka terisolasi dan
terpaksa mendiskusikan proklamasi secara serius. Tekanan dari
pemuda tersebut mendorong Soekarno dan Hatta untuk segera
melaksanakan proklamasi tanpa campur tangan Jepang, yang
semakin memperkuat tekad mereka untuk Merdeka (Malaka, 2012).
4. Penyusunan Teks Proklamasi
Setelah kembali ke Jakarta pada pagi hari 17 Agustus 1945,
Soekarno dan Hatta segera menyusun teks proklamasi. Teks ini ditulis
di sebuah ruangan sederhana dan menjadi refleksi harapan rakyat
Indonesia untuk kemerdekaan. Dalam penyusunannya, mereka
Kaksim, S.Pd.I., M.Pd. 123

