Page 134 - Sejarah Nasional Indonesia
P. 134
Indonesia dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan bebas dari
penindasan (Hatta, 2001). Teks Proklamasi menjadi simbol
perlawanan terhadap penjajahan dan menginspirasi semangat
nasionalisme di kalangan masyarakat. Dengan disampaikannya teks
ini, Soekarno dan Hatta mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk
bersatu dan berjuang demi kelangsungan dan kemajuan negara yang
baru merdeka.
2. Situasi Saat Proklamasi
Pada tanggal 17 Agustus 1945, suasana di Jakarta menjelang
dan setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan dipenuhi oleh
ketegangan dan antisipasi. Masyarakat yang terdiri dari berbagai
lapisan sosial, mulai dari pemuda, intelektual, hingga rakyat biasa,
berkumpul di sekitar Jalan Proklamasi, di mana Soekarno dan Hatta
menyampaikan teks proklamasi. Banyak yang merasakan harapan
yang mendalam, seiring dengan keinginan kuat untuk meraih
kemerdekaan setelah lebih dari tiga ratus tahun dijajah. Ratusan
orang hadir di tempat tersebut, dan sebagian besar dari mereka
menyatakan kegembiraan dan dukungan dengan teriakan merdeka
dan lagu-lagu perjuangan (Sitorus, 2015).
Reaksi pihak-pihak yang terlibat juga sangat signifikan. Para
pemuda yang tergabung dalam berbagai organisasi seperti Pemuda
Indonesia dan Angkatan Pemuda Indonesia bersorak gembira,
menganggap peristiwa ini sebagai puncak dari perjuangan yang telah
mereka lakukan. Di sisi lain, tentara Jepang yang saat itu masih
menduduki Indonesia tampak terkejut dan bingung, menyadari
bahwa kekuasaan mereka mulai tergoyahkan. Meskipun ada
beberapa pihak yang mencoba mencegah pernyataan kemerdekaan,
semangat rakyat yang membara sulit dibendung (Hani, 2018).
Proklamasi ini pun memicu gelombang perayaan di seluruh
Indonesia, dengan berbagai daerah menggelar acara-acara yang
merayakan kemerdekaan dan kebangkitan semangat nasionalisme
Kaksim, S.Pd.I., M.Pd. 125

