Page 76 - Sejarah Nasional Indonesia
P. 76
Krüger, 1966).
Jika pada masa VOC gereja negara bergantung pada kekuatan
kolonialisme, maka pada pemerintah Hindia Belanda yang mulai
berkuasa di Indonesia pada awal abad 19 menerapkan pola dimana
gereja negara lebih independen dan mandiri dalam menjalankan misi
Protestan.
Sebagaimana diketahui, Kristen dan Islam merupakat dua
agama yang memiliki penganut yang paling banyak di Indonesia.
dalam prakteknya, kedua agama besar tersebut sangat rawan terjadi
gesekan, yakni sering terjadi konfilik yang bermuatan agama bahkan
tidak jarang berujung pada kasus-kasus kemanusian. Hal ini secara
terang telah diulas oleh Jan S. Aritonang dalam bukunya Sejarah
Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia. dalam buku tersebut
Aritonang berupaya menganalisis apakah konflik atau gesekan antara
Kristen dan Islam sudah terjadi sejak lama? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, ia telah meneliti sejarah perjumpaan Kristen
dan Indonesia sejak perjumpaan pada Portugis dan VOC di abad 16
dan 18 hingga pada masa perjumpaan di era reformasi (Aritonang,
2004).
Pasca terjadinya peristiwa PKI 1965, jumlah penganut gama
Kristen di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan
oleh kebijakan pemerintah Orde Baru yang memutuskan hubungan
diplomatik dengan Cina serta melarang segala sesuatu hal berbau
Cina melalui Instruksi Presien No. 14/1967. Akibatnya banyak
penduduk yang berasal dari etnis Tionghoa kemudian beralih
memeluk agama Kristen (Zazuli, 2018). Mereka mengklaim sebagai
pemeluk Kristen untuk menghindari ancaman hukuman karena
memeluk agama Konghucu larangan untuk tidak memeluk agama
(Atheis) sehingga mereka memilih memeluk agama Kristen.
Dr. Meri Erawati., S.S., M.Hum 67

