Page 73 - Sejarah Nasional Indonesia
P. 73
Ternate, Kerajaan Tidore); 5) Wilayah Sulawesi (Kerajaan Bone,
Kerajaan Wajo, KerajaanGowa-Tallo; 6) Wilayah Kalimatan (Kerajaan
Banjar, Kerajaan Kutai, Kerajaan Pontianak) (Hasjmy et al., 1981);
(H.J. de Graaf, 1989); (Tjandrasasmita, 2003).
Proses masuknya Islam (Islamisasi) di Sulawesi Selatan melalui
proses yang cukup rumit. Kedatangan tiga orang Datuk Tallua
(Makassar) dan Datuk Tellue (Bugis) dari Minangkabau menjadi awal
mula Islam di Sulawesi. Raja Tallo yang bernama I Malingkang Daeng
Manyonri adalah orang yang pertama menerima Islam. Ia
mendapatkan nama Islam yakni Sultan Abdullah Awwalul-Islam,
kemudian disusul oleh Raja Gowa XIV, Mangarangi Daeng Manrabia
yang menyatakan keislamannya dengan nama Islam Sultan Aluddin
(Sewang, 2005).
Peristiwa masuknya Raja Gowa dan Tallo ke dalam Islam
menurut Sewang merupakan sejarah dimulainya penyebaran agama
Islam di Sulawesi Selatan (Sewang, 2005). Pada awalnya, masuknya
Islam ke Sulawesi Selatan berlangsung secara damai, namun ketika
Raja Gowa menyerukan Islam ke kerajaan-kerajaan tetangga, terjadi
penolakan oleh mereka yang tergabung dalam aliansi Tellunpoccoe,
yang berarti tiga kerajaan besar yakni Bone, Wajo dan Soppeng.
Mereka menolak pengaruh Islam yang dibawa oleh Raja Gowa
sehingga meletuslah perang antara kerajaan Makassar (Gowa dan
Tallo) dengan Aliansi Tellunpoccoe (Bone, Wajo dan Soppeng).
Kerajaan Makassar pada akhirnya dapat menaklukkan aliansi tersebut
dan ditandai dengan masuknya Islam raja-raja dari kerajaan yang
takluk. Berikut adalah peta penyebaran Islam dan Pusat kerajaan
Islam di Indonesia
Dr. Meri Erawati., S.S., M.Hum 64

