Page 11 - Wisata Kuliner
P. 11
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat saat ini Indonesia
memiliki 1.734 desa wisata. Angka ini meningkat 432 diban-
dingkan 2014 sebanyak 1.302 Desa Wisata. BPS menegaskan,
Desa Wisata yang tercatat ini dengan barometer perekono-
miannya ditopang oleh sektor pariwisata. Dari persebarannya,
desa wisata paling banyak berada di Jawa dan Bali, yaitu 857 desa,
Sumatera 355 desa, Nusa Tenggara 189 desa, Sulawesi 119 desa,
Kalimantan 117 desa, Papua 74 desa, dan Maluku 23 desa.
Edwin, G. (2015). Pengembangan wisata daerah perdesaan
merupakan dampak adanya perubahan minat wisatawan terha-
dap daerah destinasi wisata. Tumbuhnya kecenderungan dan
motivasi wisata khusus yang menginginkan wisata yang kembali
ke alam, interaksi dengan masyarakat lokal, serta tertarik untuk
mempelajari keunikan budaya lokal sehingga mendorong
pembangunan wisata daerah perdesaan.
Obyek wisata yang ada di daerah perdesaan merupakan
suatu desa yang mempunyai sarana yang mendukung kegiatan
kepariwisataan dan dikembangkan menjadi obyek wisata baru.
Sementara Setiada, N. K. (2003). Mengatakan bahwa desa adat
bisa juga dijadikan sebagai desa wisata dimana, sebagian pendu-
duknya melakukan upacara keagamaan dan adat istiadat yang
biasa dilakukan. Sebagai uruaian Setiada bahwa, untuk mem-
bentuk desa adat menajdfi desa wisata tidak perlu adanya
perubahan tetapi komunitas masyarakat menyesuaikan dengan
pengunjung yang datang.
Daya saing berarti mempunyai perbedaan yang dinyatakan
karena keunikannya, keanehannya, dan tidak ada ditempat lain.
Daya saing Kampung Wisata Dipowinatan berarti sejauh mana
kampung wisata tersebut mampu menunjukan potensinya untuk
bersinergi dengan kampung-kampung lain yang sedang berkem-
bang.
Trisnawati, R., Wiyadi, W., & Priyono, E. (2008). Berdasar-
kan literature tourism, pengukuran daya saing menarik perhatian
untuk dikaji karena merupakan faktor krusial bagi keberhasilan
industri pariwisata (Rozak dan Remmington, 1999; Go dan owers,
3 | Atribut Wisata

