Page 3 - saraw
P. 3

- 2 -


                   PENGOLAHAN TANAH
                   Cabe memerlukan tanah berpasir dengan kandungan liat dan bahan organik yang tinggi.
                   Tingkat pH tanah sebaiknya berkisar antara 6,0 – 6,5. Pada tingkat pH yang lebih tinggi atau
                   lebih rendah, tanaman justru dapat mengalami defisiensi atau bahkan keracunan hara tanah.
                   Disamping itu pH yg rendah akan memicu pertumbuhan penyakit layu. Lingkungan yang
                   terpisah dari tanaman solanaceae merupakan kondisi ideal untuk pertumbuhan tanaman cabe.
                   Lahan terbaik adalah lahan bekas tanaman padi atau jagung. Hindari lahan bekas tanaman
                   satu famili seperti kentang, tomat, terong, tembakau atau bahkan bekas tanaman cabe.
                   Tanah berat (tanah sawah) memerlukan pengolahan dengan cara pembajakan singkal dan
                   rotari. Pembajakan yang dilakukan adalah bajak kering. Bajak kering dilakukan dengan cara:
                   Tanah yang kering dibasahkan dan tanah yang basah dikeringkan. Tanah yang kering sehabis
                   panen padi, di-leb terlebih dahulu. Biarkan air merendam tanah sampai kondisi jenuh (air
                   tidak meresap lagi). Selanjutnya air dibuang, dan tunggu 12-24 jam (tergantung jenis tanah),
                   baru kemudian dilakukan pembajakan singkal. Guludan kasar dapat segera dibentuk setelah
                   pembajakan singkal ini atau ditunggu setengah kering terlebih dahulu. Untuk tanah dengan
                   kandungan liat yg tinggi, diperlukan pengeringan tanah kurang lebih 2-4 minggu. Pengeringan
                   ini berfungsi untuk mematikan penyakit-penyakit tular tanah melalui proses oksidasi dan
                   penyinaran ultra violet matahari. Tanah yang sudah kering sempurna bila tersiram air akan
                   menjadi remah-remah halus. Dengan demikian struktur tanah guludan akan menjadi gembur
                   dan porus, yang memungkinkan air meresap dan menyebar ke seluruh guludan. Penyebaran dan
                   peresapan air yang merata akan memungkinkan pupuk dapat terserap dengan sempurna.
                   Tanah yang porus juga memungkinkan pertukaran udara di luar dan di dalam guludan
                   berlangsung dengan baik. Akar juga memerlukan udara untuk bernafas. Ini juga alasannya
                   kenapa tinggi guludan harus dibuat seoptimal mungkin (60-70 cm di musim hujan dan 50-60
                   cm di musim kemarau). Air yang merendam akar akan mengakibatkan akar tanaman tidak
                   dapat bernafas dan menjadi busuk. Dengan demikian, air leb dan air hujan di selokan tidak
                   boleh ketinggiannya sampai di daerah perakaran. Hal ini hanya diumungkinkan kalau
                   pengolahan tanahnya dilakukan di semua bidang tanah.
                   Pembentukan guludan dengan cara menaikkan tanah dari selokan SANGAT TIDAK
                   DIANJURKAN untuk budidaya tanaman cabe. Guludan yang terbentuk dengan cara ini akan
                   menghasilkan guludan dengan bagian bawah yg keras, dan hanya menyisakan tanah yang
                   gembur di bagian atas. Bagian yang gembur ini biasanya hanya mempunyai kedalaman 30 cm.
                   Kedalaman akar cabe dapat mencapai 40 cm. Ruang pertumbuhan akar cabe jadi sangat
                   sumpek/sempit. Kalau sudah sumpek, jadi mumet. Kalau sudah mumet jadi judeg dan akhirnya
                   kumat bludreg, karena melihat tanaman cabe jadi layu. Kalau sudah terjadi seperti ini,
                   perbanyaklah istighfar dan wirid, dan berharap semoga harga cabe jadi Rp 30 ribu/kg.
                   Dengan demikian, cabe yang sudah sangat sporadis di lahan (tetapi bukan karena mau perang
                   gerilya), masih mampu mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan.
                   Di musim hujan, seringkali pengeringan tidak dapat dilakukan atau pun kurang optimal. Dalam
                   kondisi seperti ini, khususnya di dataran rendah bajak rotari sangat dianjurkan setelah
                   pembajakan singkal. Di dataran tinggi umumnya mempunyai tanah yang gembur (tanah ringan),
                   sehingga dapat langsung dibentuk guludan. Pada saat pembajakan rotari pupuk kandang
                   (minimal 20 ton/ha) dan pengapuran (2-4 ton/ha) dapat dilakukan. Penaburan pupuk kandang
                   dapat juga dilakukan belakangan, yaitu setelah dibentuk guludan. Pemberian kapur sebaiknya
                   dilakukan minimal 3 minggu sebelum penebaran pupuk kimia. Setelah bajak rotari, dapat
                   dilakukan pembentukan guludan kasar. Bentuk guludan masih berupa bongkah-bongkah tanah
                   Dipersilakan untuk menggunakan materi tulisan ini untuk penggunaan pribadi. Semua perbanyakan dalam bentuk
                   apa pun untuk kepentingan pelatihan, penyuluhan dan penggunaan komersial lainnya, harus seijin:
                   Sudadi Ahmad (samyo@sby.centrin.net.id atau 081328052011)
   1   2   3   4   5   6   7   8