Page 15 - e-modul fiqih
P. 15

Semester Ganjil  I MTs Bustanul ‘Ulum






                                 dilakukannya.  Dengan  kata  lain,  orang  gila  atau  orang  yang  sedang

                                 mabuk tidak sah hasil sembelihannya.


                             3)  Mumayyiz

                                        Mumayiz  adalah  orang  yang  sudah  dapat  membedakan  antara

                                 perkara yang baik dan buruk, sesuatu yang salah dan benar. Dengan kata


                                 lain, mumayyiz adalah seorang anak yang telah memasuki perkembangan

                                 otak dan fisik dalam tahap sempurna, namun belum dalam keadaan yang


                                 benar-benar sempurna. Dia belum sampai mengalami fase haid ataupun

                                 keluar  air  sperma.  Oleh  karena  itu,  penyembelihan  binatang  yang


                                 dilakukan oleh anak yang belum mumayyiz  dinyatakan tidak sah. Bahkan

                                 menurut Syaikh Ibnu Rusyd dalam kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayat


                                 al-Muqtashid, ketiga syarat tersebut ditambah dengan dua syarat  yaitu

                                 berjenis kelamin laki-laki dan tidak menyianyiakan shalat.


                          b.  Binatang yang Disembelih

                                     Binatang yang akan disembelih wajib memenuhi syarat-syarat yang

                             telah ditentukan sebagai berikut:


                             1)  Binatang  yang akan disembelih  masih dalam keadaan  hidup. Binatang

                                 yang  mati  bukan  karena  disembelih  berarti  sudah  menjadi  bangkai.


                                 Adapun  ciri-ciri  hewan  yang  dianggap  hidup  adalah  adanya  hayyat

                                 mustaqirrah  (bernyawa),  masih  adanya  gerakan  ekor,  matanya  dapat


                                 melirik dan kakinya dapat bergerak sesudah disembelih.

                             2)  Binatang yang akan disembelih adalah binatang yang halal, baik dari segi


                                 zatnya maupun cara memperolehnya. Dalam istilah Fikih disebut dengan

                                 halal lizatihi dan halal sabab.


                                                         IX




                        IX                               Fiqih Ibadah                          25
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20