Page 156 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 156

Anak-Anak Kesebelas
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                        Pada 1970, dia mendapat kesempatan dari pemerintah
                    untuk mewakili Indonesia, menghadiri Konferensi Buruh
                    Internasional (ILO) yang ke-54, di Jenewa bersama tokoh
                    perburuhan Agus Sudono, dan sebagainya. Di bagian lain
                    ceritanya, Momongan mengungkapkan aktivitas dalam Front
                    Pancasila waktu mengganyang Gestapu-PKI, saat itu dia
                    mengagumi Almarhum Subchan Z.E.

                        Dalam pergaulan dan kegiatan belajar dan mencari
                    pengalaman hidup itulah, dia mulai terpesona dengan ajaran
                    Islam yang dipelajarinya semakin intens. Sampai kemudian
                    atas anjuran kawan-kawannya, dia bertemu dengan Buya
                    Hamka beberapa kali, berdiskusi, dan sebagainya di rumah
                    Jalan Raden Patah 3, No.1.
                        “Saya mengagumi Buya Hamka,” tulisnya. “Abdul Malik
                    adalah nama pemberian Buya sendiri, menggantikan nama
                    Kristen setelah disyahadatkan oleh Ayah,” lanjutnya.

                        Menurut ceritanya waktu itu Buya Hamka berkata, “Itu
                    nama saya sendiri untuk menggantikan nama Kristen Ananda
                    Piet Hien. Waktu itu, Buya sangat terharu sampai menitikkan
                    air mata.”
                        “Saya makin terharu,” tulisnya, “dan sangat khawatir
                    kalau memperlihatkan pula ‘kelemahan’ saya. Sejak saat itu
                    saya menjadi ‘Anak Ruhaniyah’.”
                        Demikianlah kisah salah seorang anak kesebelas atau
                    anak ruhani  Ayah. Riwayat selanjutnya dari  Abdul Malik
                    Momongan menjadi lebih menarik. Istri dan anak-anaknya
                    tak menyukainya masuk Islam. Akibatnya mereka bercerai.
                    Karirnya sebagai pegawai bank tidak meningkat lagi, karena
                    macam-macam alasan. Namun, dia berbahagia dan sabar



                                                                         139

                                                              pustaka-indo.blogspot.com



                                                                         1/13/2017   6:18:53 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   139
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   139      1/13/2017   6:18:53 PM
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161