Page 161 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 161

Pribadi dan Martabat Buya Hamka
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                 itu barulah terlihat meningkat sejak ayah keluar tahanan pada
                 1966.

                     Beberapa hari setelah keluar dari penjara, saya melihat
                 seorang wanita setengah tua asal Minangkabau, membawa dua
                 orang anak gadisnya cantik-cantik. Lama mereka berbicara
                 dengan ditemani pula oleh Ummi. Saya dengar Ayah bicara
                 keras, dan ada suara wanita yang menangis. Setelah tamu-tamu
                 itu pergi dengan sebuah mobil, saya tanyakan. “Apa pasal Ayah
                 marah-marah dan ada suara orang menangis se gala.”
                     “Kasihan ibu itu, kedua anaknya yang cantik-cantik itu
                 telah dipermainkan oleh seorang pejabat Orde Lama. Mereka
                 bingung karena kekehilangan kehormatannya oleh ulah sang
                 pejabat. Le bih bingung lagi ketika masing-masing mereka
                 belakangan mengetahui saudaranya pun mengalami nasib
                 yang sama oleh ulah laki-laki yang itu-itu juga.”

                     “Lalu apa kata Ayah?” Tanya saya.
                     Ayah marah kepada ibu itu karena terlalu membebaskan
                 anak ga disnya. “Kalian orang apa, jangan lagi mengaku orang
                 Minang, bikin malu.” Namun kemudian Ayah memberikan
                 nasihat-nasihat agar bertobat dan minta ampun kepada Tuhan.
                     “Tapikan sudah celaka,” kata saya lagi.

                     “Itulah,” jawab Ummi. “Sudah celaka dan hancur baru
                 datang mengadu ke sini.  Waktu senang-senang,  Tuhan
                 dilupakan, kita pun tak pernah kenal.”
                     Malamnya ketika kami sedang makan, Ayah memanggil
                 ketiga orang anak perempuannya, Aliyah dan Fathiyah belum
                 menikah, sedangkan Azizah sudah punya anak satu. Kedua
                 anak perempuan itu dinasihati dengan mengambil contoh
                 pada kejadian yang baru didengarnya.


                 144                                          pustaka-indo.blogspot.com





                                                                         1/13/2017   6:18:53 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   144      1/13/2017   6:18:53 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   144
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166