Page 290 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 290

Catatan dalam Tahanan Rezim Soekarno
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                        Pada Sabtu 8 Februari, “kawan yang kasihan” kepa da
                    saya itu datang dan mengatakan bahwa dia telah kembali
                    ke Jakarta. Dia menyampaikan semua surat-surat itu kepada
                    Fakih Usman, dan dia telah berjanji akan menyampaikan surat
                    tersebut kepada yang dituju. Pada hari itu juga, Inspektur
                    Daud datang lagi menyampaikan harapan Ghazali Syahlan,
                    memohon agar saya memaaf kan dia. Sebab, dia telah
                    mengakui pula tuduhan bahwa saya turut rapat di Tangerang,
                    karena tidak tahan disiksa.

                        Pada Sabtu itu juga, datang kiriman dari anak saya, sebuah
                    kalender 1964. Pada Sabtu itu, Tim Pemeriksa mengatakan
                    akan cuti lebaran selama dua minggu (Sabtu, 24 Rama dhan
                    1383). Sekalian Tim Pemeriksa akan pulang ke rumah masing
                    -masing di Jakarta.
                        Maka sejak hari Sabtu itu, pemeriksaan berhenti
                    sementara. Saya tinggal di bawah penjagaan agen-agen
                    polisi yang masih muda. Saat itu saya bisa istirahat dengan
                    tenang dan melihat kalender. Barulah saya ingat kembali
                    bahwa saya sejak September 1963, selama dua bulan saya
                    disuruh istirahat oleh dr. Syaifullah Nur, karena saya sudah
                    terlalu capai (oververmuid) akibat tidak pernah istirahat.
                    Dan, dari kalender itu dapat saya hitung bahwa tuduhan saya
                    mengadakan rapat gelap di rumah saya, 1 Oktober 1963, yang
                    telah saya akui adalah bertepatan hari Selasa, malam Rabu,
                    yaitu dibukanya kembali pengajian “Malam Rabu” dengan
                    murid-murid saya; bapak-bapak dan kaum ibu Menteng.
                    Dengan demikian, sudah ada alibi pertama yang kuat. Namun,
                    ketika saya ditanya bertubi-tubi sampai mengaku yang tidak-
                    tidak itu, saya tidak ingat itu sama sekali.




                                                                         273

                                                              pustaka-indo.blogspot.com



         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   273
                                                                         1/13/2017   6:19:09 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   273      1/13/2017   6:19:09 PM
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295