Page 318 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 318

Sambutan Sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Tanggal 27 Juli 1975
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                        Demikianlah berturut-turut terdapat ulama menjadi
                    mujahid pembela kemerdekaan. Kita dapati Kiai  Topo di
                    Banten. Dan, di samping Pangeran Diponegoro, kita dapati
                    Kiai Mojo yang dibuang dan berkubur di Tondano. Terdapat
                    beberapa se jarah pemberontakan. Kaum Kiai memberontak
                    melawan di bawah pimpinan Kiai  Wasith di Banten, yang
                    terkenal de ngan Perlawanan Cilegon. Kiai Haris dibuang
                    ke Bukittinggi. Di Kota Bukittinggi, ada jalan raya bernama
                    jalan Syaikh Banten sejak zaman Belanda. Karena di jalan itu
                    dia di kala hidupnya. Kiai Arsyad Sagir ke Manado, Arsyad
                    Kabir ke Gorontalo, dan kawan-kawannya yang lain ke
                    tempat lain pula berserak di pulau-pulau bagian Timur.

                        Perang Paderi dipimpin oleh kaum ulama belaka.
                    Terkenal sebutan “Harimau Nan Salapan”, semuanya delapan
                    orang adalah  Tuanku, di samping  Tuanku Imam Bonjol,
                    Tuanku Nan Renceh Syahid di Bukit Marapalam,  Tuanku
                    Tambusai dapat menyelamatkan diri ke  Tanah Melayu
                    (Malaysia sekarang), dan  Tuanku Nan Cerdik dibuang ke
                    Betawi (Jakarta sekarang).
                        Di Aceh pun demikian.

                        Setelah Belanda memerangi Kerajaan Aceh yang merdeka,
                    berpuluh tahun lamanya berperang yang dilanjutkan dengan
                    gerilya, akhirnya Sultan tertawan. Panglima Polim menyerah,
                    Teuku Umar mencapai syahid, peperangan diteruskan oleh
                    Teungku Cik Di Tiro Muhammad Amin, seorang ulama besar
                    didikan Masjidil Haram sampai bertahun-tahun kemudian,
                    hingga dia mencapai syahid pula.
                        Setelah datang abad kedua puluh, perlawanan-
                    perlawanan di Kamang tahun 1908, dipimpin oleh  Tuan



                                                                        301

                                                              pustaka-indo.blogspot.com



                                                                         1/13/2017   6:19:11 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   301
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   301      1/13/2017   6:19:11 PM
   313   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323