Page 74 - Art of Ericksonian Hypno
P. 74

The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya


                       Kalimat ini mengandung dua perintah, yakni “keluarlah” dan “belikan
                       biskuit di warung.” Namun ia tidak terasa sebagai perintah karena
                       semuanya disampaikan sambil lalu. Dalam pengalaman sehari-hari saya,
                       perintah semacam ini akan direspons langsung oleh anak saya tanpa ada
                       keberatan sama sekali.

                       Dengan kata lain, dua perintah itu tidak mungkin ditolak karena tidak
                       terasa ada perintah. Untuk menolak yang satu tidak mungkin karena
                       masing-masing saling melekat. Orang yang bisa menolak dua-duanya,
                       tetapi itu tidak mungkin juga. Cepat atau lambat anak saya pasti keluar
                       dari rumah, bukan?

                       Diturunkan ke sesi hipnosis, anda bisa mengatakan kepada subjek anda:

                       “Sambil duduk nyaman di kursimu, kau bisa membiarkan ingatanmu
                       melayang ke masa lalu.”
                       “Saat kau dengarkan lagu itu, kau bisa memunculkan perasaan tertentu.”
                       “Sementara kau menikmati waktumu, kau bisa tidur kapan saja.”
                       “Karena matamu tertutup, telingamu bisa lebih fokus pada suaraku.”
                       “Matamu bisa terus ke cangkir di depanmu, sementara kupingmu fokus
                       pada suaraku.”

                       Jadi penting bagi anda untuk melatih kefasihan menyampaikan dua
                       perintah sambil lalu. Itu perintah yang tak bisa ditolak.

                       Menyodorkan pilihan semu (double bind)
                       Orang lebih nyaman ketika ia berada dalam situasi bisa memutuskan
                       sendiri apa yang ia sukai. Karena itu penting bagi anda untuk
                       menyediakan pilihan bagi subjek anda. Ia akan menentukan pilihannya,
                       yang tidak lain adalah pilihan semu, karena sebetulnya tidak ada pilihan.

                       “Kau lebih suka tidur pukul sembilan atau setengah sepuluh?”
                       (perintahnya adalah tidurlah!)

                       “Kau lebih suka tidur dengan mata terbuka atau tertutup?”
                       (perintahnya adalah tidurlah!)

                       “Sekarang, hitungan ke-50 atau 100?”
                       (Ini beberapa kali saya sampaikan ketika menemani anak saya tidur. Ia
                       selalu memilih 100, pilihan yang sedikit lebih longgar untuk berangkat
                       tidur. Tetapi perintah di balik itu adalah tidurlah!)






                   A.S. Laksana                                                                        74
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79