Page 19 - E-Modul Sejarah Perjuangan R.M Tirto Adhi Soerdjo
P. 19
5. Membuka taman bacaan yang menyediakan beberapa jenis buku yang bermanfaat. Taman
bacaan ini bukan hanya untuk para pelajar saja namun semua anggota perhimpunan Sarekat
Prijaji juga ikut memanfaatkannya.
Perkembangan Sarekat Prijaji mulai mengelami penurunan. Hal ini disebabkan karena
Tirto Adhi Soerdjo sebagai pencetus Sarekat Prijaji lebih fokus kepada surat kabar Medan prijaji.
Selain itu karena Sarekat Prijaji kehilangan dua tokoh sentralnya yaitu Raden Mas
Prawirodiningrat dan Taidji’in Moehadjilin yang meninggal dunia disaat Sarekat Prijaji
membutuhkan keberadaannya.
Ketika Sarekat prijaji mulai redup dan nyaris tidak terdengar lagi, Boedi Utomo
dicetuskan di STOVIA Batavia pada 20 mei 1908. Beberapa pengurus Sarekat prijaji juga tampak
bergabung dengan Boedi Utomo, tidak terkecuali Tirto Adhi Soerdjo yang menjadi anggota Boedi
Utomo cabang Bandung. Tirto Adhi Soerdjo sangat menghargai lahirnya Boedi Utomo. Hal
tersebut tampak ketika Tirto Adhi Soerdjo turut memberikan masukan agar Boedi Utomo
memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan pribumi dengan membuka sekolah-sekolah,
seperti sekolah pertanian, sekolah pertukangan, sekolah perdagangan, sekolah taman kanak-
kanak, dan membuka sekolah di desa-desa.
Seiring berjalannya waktu, terjadi perselisihan antara Tirto Adhi Soerdjo dengan para
pengurus Boedi Utomo karena penunjukan Douwes Dekker sebagai editor majalah Boedi Utomo.
Sikap keberatan Tirto Adhi Soerdjo akan penunjukkan Douwes Dekker bukan karena rasisme,
tetapi kektidaksesuaian dengan kesepakatan yang telah di sepakati para pengurus sebelumnya.
Hal itu memicu terjadinya pemboikotan majalah Medan Prijaji oleh pihak para pengurus Boedi
Utomo, dimana pihak Boedi Utomo memberhentikan pemberian laporan setiap kegiatannya
kepada Medan Prijaji. Perseteruan semakin memanas, hingga pada akhirnya Tirto Adhi Soerdjo
memilih untuk keluar dari Boedi Utomo.
Walau pada akhirnya Tirto Adhi Soerdjo keluar dari Boedi Utomo, tapi tidak dapat
dipungkiri bahwa Sarekat Prijaji yang dicetuskan oleh Tirto Adhi Soerdjo menjadi pelopor
10