Page 39 - MODUL ANTARA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
P. 39
Modul Sejarah kelas XI KD 3.1
3. Dengan peraturan undang-undang akan diberikan tanah-tanah dengan hak
Erfpacht, yaitu hak pengusaha untuk dapat menyewa tanah dari gubernemen
paling lama 75 tahun, dan seterusnya.
Undang-undang agraria pada intinya menjelaskan bahwa semua tanah
milik penduduk Indonesia adalah milik pemerintah kerajaan Belanda. Maka
pemerintah Belanda memberi mereka kesempatan untuk menyewa tanah milik
penduduk dalam jangka waktu yang panjang. Sewa-menyewa tanah itu diatur
dalam Undang-Undang Agraria tahun 1870. Undang-undang itu juga
dimaksudkan untuk melindungi petani, agar tanahnya tidak lepas dari tangan
mereka dan jatuh ke tangan para pengusaha. Tetapi seringkali hal itu tidak
diperhatikan oleh pembesar-pembesar pemerintah.
Dengan dibukanya perkebunan di daerah pedalaman, maka rakyat di desa-
desa langsung berhubungan dengan dunia modern. Mereka mulai benar-benar
mengenal artinya uang. Mereka juga mengenal hasil bumi yang diekspor dan
barang luar negeri yang diimpor, seperti tekstil. Hal ini tentu membawa kemajuan
bagi petani. Sebaliknya usaha bangsa sendiri banyak yang terdesak, misalnya
usaha kerajinan, seperti pertenunan menjadi mati. Di antara pekerja-pekerjanya
banyak yang pindah bekerja di perkebunan dan pabrik-pabrik. Karena adanya
perkebunan- perkebunan itu, Hindia Belanda menjadi negeri pengekspor hasil
perkebunan.
Undang-Undang Gula (Suiker Wet)
Dalam undang-undang ini ditetapkan bahwa tebu tidak boleh diangkut ke
luar Indonesia, tetapi harus diproses di dalam negeri. Pabrik gula milik
pemerintah akan dihapus secara bertahap dan diambil alih oleh pihak swasta.
Pihak swasta juga diberi kesempatan yang luas untuk mendirikan pabrik gula
baru.
34