Page 276 - Pendidikan pancasila-BG-KLS-II
P. 276

F.  Asesmen Formatif  Unit 3 : Kita Beragam Tetapi Tetap Satu



                                        Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar !

                     No                          Soal                             Kunci Jawaban       Skor
                      1   Ahmad beragama islam. Ahmad beribadah di…
                          a.  Pura                                                                     10
                          b.  Masjid                                                    B
                          c.  Gereja
                      2   Indonesia dikenal dengan beragam….                     Suku, agama, Ras,     20
                                                                                     Budaya
                      3   Ada enam Agama yang diakui di Indonesia. Sebutkan !  Islam, protestan, katolik,   20
                                                                              hindu, budha, konghucu

                      4   Keraf dan ahmad bersahabat. Mereka duduk Bersama di
                          kelas. Mereka juga sering mengerjakan tugas dan bermain
                          Bersama di lapangan sekolah. Keraf dan ahmad hidup…                          25
                          a.  Bermusuhan                                                C
                          b.  Menjelek-jelekkan
                          c.  Rukun
                      5   Andi dan Ahmad sedang bermain kelereng di lapangan.
                          Tiba-tiba mereka melihat keraf jatuh dari sepeda. Apa     Menolong           25
                          yang seharusnya dilakukan oleh Andi dan Ahmad ?



                            Bahan Bacaan Guru



                      Secara  sosiologis  dan  kultural  masyarakat  Indonesia  memang  merupakan  masyarakat  plural  yang
                      memiliki potensi besar bagi munculnya konflik dan perpecahan jika tidak dilandasi oleh multikulturalisme.
                      Konsep ini serupa dengan “Bhinneka Tunggal Ika” (Sulistiyono, 2015: 2). Meskipun masyarakat Indonesia
                      merupakan  masyarakat  yang  pluralistik  dari  sisi  ras,  etnis,  bahasa,  status  sosial,  kepercayaan,  dan
                      sebagainya, namun merupakan suatu kesatuan guna mencapai tujuan bersama dalam konteks Negara
                      Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasar Pancasila dan UUD 1945. Paradigma multikulturalisme
                      yang  menekankan  dialog,  toleransi,  dan  kesediaan  untuk  koeksistensi  dalam  keberagaman  sesuai
                      dengan salah satu pilar kebangsaan Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika (Sulistiyono, 2015: 17). Bangsa
                      Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, budaya, dan bahasa sudah sejak dulu memiliki
                      sikap saling menghormati. Hal itu telah terbukti dengan kelahiran Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

                      Negara  Indonesia  adalah  salah  satu  negara  multikultur  terbesar  di  dunia,  hal  ini  dapat  terlihat  dari
                      kondisi sosiokultural maupun geografis Indonesia yang begitu kompleks, beragam, dan luas. “Indonesia
                      terdiri  atas  sejumlah  besar  kelompok  etnis,  budaya,  agama,  dan  lain-lain  yang  masingmasing  plural
                      (jamak) dan sekaligus juga heterogen “aneka ragam” (Kusumohamidjojo, 2000:45)”. Sebagai negara yang
                      plural dan heterogen, Indonesia memiliki potensi kekayaan multi etnis, multi kultur, dan multi agama
                      yang kesemuanya merupakan potensi untuk membangun negara multikultur yang besar “multikultural
                      nationstate”. Keragaman masyarakat multikultural sebagai kekayaan bangsa di sisi lain sangat rawan
                      memicu  konflik  dan  perpecahan.  Sebagaimana  yang  dikemukakan  oleh  Nasikun  (2007:  33)  bahwa
                      kemajemukan masyarakat Indonesia paling tidak dapat dilihat dari dua cirinya yang unik, pertama secara
                      horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku
                      bangsa,  agama,  adat,  serta  perbedaan  kedaerahan,  dan  kedua  secara  vertikal  ditandai  oleh  adanya
                      perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.





                       264   Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SD Kelas II
   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281