Page 145 - 2B
P. 145

2B


                                 CATATAN PENULIS 2
                                   By Ummu Rahayu


                    Tak disangka, tak diduga, tak dinyana, novel ini selesai juga
            setelah  proses  penantian    panjang.  Penantian  itu  berupa

            penundaan,  hilang  ide,  mood  mampet  dan  sebagainya.  Ini  novel
            pertama  bagi  saya,  setidaknya  novel  pertama  yang  diterbitkan.
            Berawal  dari  program  menulis  estafet  yang  dibuat  Forum  Lingkar
            Pena (FLP) Malang, kami terpacu untuk merevisi kembali novel yang
            pernah ditulis oleh Maulida Azizah ini.
                    Kesan  pertama  saya  saat  membaca  novel  terdahulu  dari
            Maulida  Azizah  ini  adalah  iri.  Iri  dalam  bentuk  apa?  Iri  pada

            seseorang yang berhasil menyelesaikan novelnya, konsisten dalam
            mencapai  apa  yang  diinginkan.  Sementara,  saya  adalah  pribadi
            yang  sering  dijatuhi  ide  tetapi  mengandalkan  mood  untuk
            menuliskannya.  Jadilah  tulisan  saya  kerap  putus  di  tengah  jalan.
            Bergantung  pada  mood  seperti  bergantung  pada  ketidakjelasan,
            sehingga saya tak dapat tergantung, tetapi jatuh.

                    Pada proses penggarapan novel yang satu ini saya belajar
            mengalahkan  sesuatu,  yaitu  mood.  Bagaimana  caranya?  Yaitu
            dengan  memaksa.  Pertama,  saya  memaksa  diri  saya  dengan  janji
            kepada Moli, panggilan akrab Maulida Azizah. Misalnya, janji untuk
            mengumpulkan sekian bagian naskah. Walaupun kadang lepas juga
            dari  target,  setidaknya  itu  memaksa  saya  untuk    berjalan  meski
            selangkah demi selangkah, meski sebatas paragraf demi paragraf.




                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  144
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150