Page 4 - 2B
P. 4

2B


                                       PROLOG


                    “Kau  tahu  Bit,  kita  memiliki  awal  nama  yang  sama,”  Bara
            berkata sambil memainkan pensil 2b yang ada di tangannya waktu
            itu.  Posisi  bangku  ujiannya  saat  itu  berada  di  depanku.  Sembari

            menunggu  ujian  paket  C  selanjutnya,  Bara  berbalik  menghadap
            mejaku,  menopang  wajah  pada  kursi.  “Sama-sama  berawalan  B
            kan?  Bita  dan  Bara!”  Tegasnya  lagi  kemudian,  masih  memandang
            pensil  2bnya.  Pensil  itu  berputar-putar,  mengikuti  perintah  tangan
            Bara yang asyik memainkannya.
                    Bara   menghembuskan    nafas,   matanya   tak   bosan
            memandang pensil itu. “Melalui pensil 2B ini, kita pun memiliki takdir

            yang sama.”
                    Aku  memperhatikannya,  menunggu  lanjutan  yang  entah
            sebuah filosofi atau bukan.
                    “Tapi  Bit,  takdir  kita  dilalui  oleh  dua  jalan  yang  berbeda,”
            masih  diputar-putarnya  pensil  itu  dan  kemudian  wajahnya  berubah
            sendu, “Kurasa, kita sama-sama tahu akan dua jalan itu.”

                    Aku ikut menghela nafas, mendengar setiap bait kata yang
            dikeluarkannya. Ya, kali ini aku banyak setuju dengannya.  Manusia
            selalu  dipilihkan  pada  banyak  jalan.  Takdir  sepenuhnya  berada    di
            tangan  Tuhan.  Bagaimana  cara  kita  menuju  takdir  adalah  sebuah
            pilihan.  Tinggal  pilih,  jalan  mana  kemudian  yang  ingin  kita  ambil.
            Seperti takdirku dengan Bara, itulah yang dikatakan Bara waktu itu.
            Semoga takdir kita, kita lalui dengan cara yang mulia.



                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9