Page 7 - 2B
P. 7
2B
mereka tak lagi berani melakukan itu. Tapi ternyata aku salah. Fadli
kembali menggeser mejanya yang membuat beberapa anak segera
melihat jam dinding, begitu juga dengan Zein.
Strategi itu terdiri dari dua bagian, untuk soal kode A dan kode
B. Jam dinding merupakan alatnya. Mata harus cermat,
pendengaran harus tajam. Sekarang, bayangkanlah sebuah jam
dinding besar di depan kelas, perhatikan angka-angka yang ada, 1
sampai 12. Angka 1 sampai 5 pada jam dinding merupakan jawaban
A sampai E untuk soal berkode A. Jika jarum penanda detik sampai
di angka 1 dan terdengar decitan meja dari Fadli, artinya
jawabannya ialah A. Jika decitan terdengar saat jarum itu sampai di
angka 2 maka jawabannya adalah B.
Angka 7 sampai 11 merupakan tanda jawaban A sampai E
untuk soal berkode B. Tanda yang diberikan sama seperti yang
dilakukan Fadli. Tetapi, suara decitan meja berasal dari meja Zein.
Begitulah yang terus mereka lakukan hingga Bu Rina
berdehem. Deheman itu membuat wajahku terarah sekilas pada Bu
Rina, lalu pada mereka, juga Fadli dan Zein yang kembali beraksi.
Aku mengerutkan keningku. Tegang. Geram.
Tiba-tiba Bu Rina menggeser kursinya, menaikinya, dan
mengambil jam dinding di atas papan tulis itu. Mereka spontan
berkata “Aaa...”, “Ya ampun!”, “Argh!”, “Yah...”, dan sejenis reaksi
kaget lainnya. Bu Rina kekeuh melepas jam dinding itu. Tak banyak
kata, Bu Rina kembali ke singgasananya sebagai pengawas dengan
perasaan puas.
Aku tersenyum tipis. Bersyukur. Lega. Meski tak juga sadar,
kecurangan itu tak lagi dilakukan teman-temanku. Tak ada lagi
Maulida Azizah & Ummu Rahayu 6

