Page 10 - 2B
P. 10

2B


                  “Begini, Fad. Kemarin ide itu sudah kita bahas. Teman-teman
            banyak yang tidak setuju dengan ide itu. Baru dijelaskan saja sudah
            ditolak mentah-mentah. Alasannya, teman-teman banyak yang tidak
            punya  jam  tangan.”  Bara  yang  paham  kondisi  itu  langsung
            mengambil posisi menjelaskan.
                  “Itu mah anak-anak aja yang bego. Kan kita bisa pinjam.”

                  Aku langsung menyahut, “Kamu seperti  tidak tahu anak-anak
            saja. Orang yang maunya instant, tidak akan rela disuruh usaha.”
                  Kusadari, bibir mereka mulai keriting, menangkis sindiranku.
                  “Betul  tuh  Bita,”  Eni  menepuk  pundakku,  matanya  kemudian
            memandang Fadli. “Ah  Fadli, kamu bikin malu saja. Bita yang tidak
            ikut strategi ini malah lebih mengerti daripada dirimu!”
                  Wajah Fadli tampak kecut. Dia alihkan pandangannya ke arah

            lain, tak mampu menemukan kata-kata untuk membela diri, “Iya, iya.
            Kalo aku nggak mau lagi jadi server, baru tahu rasa!”
                  “Sudah.  Sudah.”  Bara  menengahi,  sementara  Eni  menggigit
            bibir,  tak  menyangka  mendapatkan  jawaban  seperti  itu  dari  Fadli.
            “Sudah.  Fadli,  tolong  jangan  dengerin  kata-kata  Eni.  Kita  butuh
            kamu.  Kasihan  teman-teman  yang  lain  kalau  kamu  nggak  lagi  jadi

            server.”
                  Aku  sedikit  bergerak  maju  dengan  kerut  di  antara  keningku,
            hendak  meledakkan  kata-kata  pada  Bara.  Kasihan?  Strategi  itu
            sama saja dengan membuat kalian menjerumuskan diri sendiri! Apa
            itu namanya tidak lebih kasihan?!
                  Tapi  kuurungkan  niat  itu.  Percuma  kukatakan,  apalagi
            kuledakkan.




                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  9
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15