Page 15 - 2B
P. 15

2B


                  “Apa tidak beresiko? Kudengar, di kamar mandipun akan ada
            pengawas.” Seseorang bernama Jingga berbicara. Suaranya samar-
            samar  kudengar.  Aku  masih  belum  sampai  di  puncak  gedung  itu,
            masih  kunaiki  anak-anak  tangga  di  bagian  dalam  gedung.  Lalu
            suara-suara lain tak jelas kudengar.
                  Aku  hampir  mencapai  puncak.  Angin  berhembus  kencang

            mulai  kurasakan.  Kudengar  suara  jelas,  “Oke!  Sekarang,  kita
            tentukan siapa yang jadi server!”
                  Suara? Suara siapa itu? Tidak! Tidak mungkin!
                  Aku  spontan  menegakkan  wajahku.  Bara.  Bara  di  situ.  Ya.
            Bara. Itu Bara. Jelas itu Bara.
                  “Bara!”  Spontan  pula  kuteriakkan  itu.  Ku  tak  peduli  semua
            mata tertuju padaku.

                  Untuk  sekian  detik  aku  dan  Bara  bertatap-tatapan.  Bara
            terpaku  di  tempatnya.  Aku  tegar  berjalan  ke  arahnya.  Suasana
            kurasakan  hening  seketika.  Atau  hanya  karena  aku  saja  yang  tak
            peduli suara apapun. Angin kencang di atas gedung lantai empat itu
            mengibarkan jilbabku seperti mengibarkan rambut Bara. Tapi itu tak
            mengurangi tajamnya tatapku pada Bara seperti tajamnya tatap Bara

            padaku.
                  “Bara! Apa yang kau lakukan?”
                  Bara seperti bingung. Aku tahu jika aku tengah mengganggu
            rapat  itu.  Bara  pun  inisiatif  mengajakku  sedikit  menjauh  dari
            kerumunan.
                  “Sebentar ya!” Bara pamit kepada teman-teman IPA angkatan
            kami dan memberiku aba-aba untuk mengikutinya ke tepian.

                  “Ada apa Bit?”

                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  14
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20