Page 20 - 2B
P. 20
2B
“Koreksi dirimu! Tinggal satu minggu, Bit. Kamu yakin bisa
meningkatkan angka 25 itu?”
“Apa yang kamu banggakan dengan nilai 75-mu itu? Aku rasa
itu lebih buruk dari 25!” Aku berbalik seketika kepadanya.
Kukeluarkan tatap pendekar yang siap menyerang. Tidak.
Sebenarnya sudah kuserang dengan kata-kataku itu. Selesai
menyerang aku serta-merta ciut, kusembunyikan itu dengan
langsung berbalik, berjalan cepat ke arah ruang guru. Bara
membuntut.
“Ya. Aku memang tak sepintar kamu, Bit. Tapi, lihat, orang
sepintar kamu saja tahu-tahu hanya dapat 25. Bagaimana dengan
aku dan teman-teman lainnya? Bisa-bisa tidak lulus semua kita. Bit,
pada ujian nasional, tidak hanya kepintaran yang menjadi jaminan.
Tapi juga keberuntungan. Kamu tahu, scanner LJK bisa error?
Jawaban benar bisa menjadi salah, jawaban salah bisa menjadi
benar. Jadi untuk apa kita harus konsisten pada idealisme kita
sementara pemerintah tidak mewadahinya?”
Aku berhenti lagi, “Bara! Pemerintah pasti sudah
mengantisipasi itu!” Lalu kuberjalan cepat lagi.
Kudengar suara Bara seperti terhenti di kerongkongan.
Perkataannya terkunci karena aku dan dia sudah sampai di meja
Pak Rahman.
“Permisi, Pak. Saya mau ambil soal try out.” Masih ada sisa
kesal pada Bara saat kukatakan itu. Pak Rahman sedang sibuk
dengan beberapa dokumennya.
“Ya. Yang mana? A atau B? Diseragamkan, ya.”
“Terserah saja, Pak.”
Maulida Azizah & Ummu Rahayu 19

