Page 21 - 2B
P. 21

2B


                  “Yang  A  saja,  ya?  Ayo  bantu  Bapak  mencari.”  Dari
            dokumennya, Pak Rahman lalu beralih ke kardus di kanan mejanya,
            menarik  kardus  itu.  Bara  segera  membantunya  meletakkan  kardus
            itu ke bawah kakiku.
                  “Cari  saja,  ya.”  Pak  Rahman  lalu  berkutat  sejenak  dengan
            dokumennya. Aku dan  Bara segara berkutat dengan  isi kardus itu.

            Bara duduk, aku jongkok.
                  “Kemarin kok semua anak IPA tidak ada di kelas ya nduk, le?”
                  Kata  Pak  Rahman  membuatku  menoleh  sebentar  padanya.
            Lalu   pada    Bara,   seolah   meminta   pertanggungjawaban.
            Pertanggungjawaban  dia  yang  memprovokasi  teman-teman  untuk
            lebih memilih rapat besar daripada mengikuti kelas intensif kemarin.
            Bara  mendapati  tatapku.  Sebentar.  Lalu  dengan  cueknya  dia

            teruskan menumpuk soal-soal berkode A di pahanya.
                  “Apa  mereka  tidak  ingin  lulus?”  lanjut  Pak  Rahman  tetap
            menata  pada  dokumennya.  Singkat  jenak  sebenarnya  kami  diam,
            tapi  Pak  Rahman  tetap  melanjutkan,  “Bapak  kadang  capek  juga
            rasanya.  Guru-guru  sudah  mengerahkan  segala  cara  agar  murid-
            muridnya bisa lulus, tapi kalau mereka tidak jujur mengerjakan soal,

            guru tidak bisa membedakan mana murid yang butuh bantuan.”
                  Aku  menatap  lagi  Bara.  Dengarkan  itu,  Bara!  Nada  sorot
            mataku.  Lagi-lagi  dia  hanya  sekilas  membalas  tatapku,  lalu
            melanjutkan lagi menata soal-soal di pahanya.
                  “Sekarang,  malah  mereka  tidak  mau  mengikuti  kelas
            tambahan. Kalau sudah begini, siapa yang harus disalahkan?” lanjut
            Pak Rahman.




                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  20
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26