Page 23 - 2B
P. 23

2B


            jika  kau  masih  bertahan  dengan  idealismemu,  Bit.  Aku  mau  rapat
            dengan teman-teman.”
                  Bara! Kau!

                                            * * *


                  Aku  memasukkan  kertas-kertas  soal  yang  penuh  coretan  itu
            ke  dalam  tasku,  lalu  buku-buku  bertulis  FISIKA  dengan  ukuran
            cukup besar. Selain itu juga ada kumpulan soal-soal UN tahun-tahun
            lalu.  Kutatap  tumpukan  soal  try  out  yang  belum  disentuh  teman-
            teman  lainnya  itu.  Berat  hati,  kumasukkan  ke  dalam  tas  ranselku.
            Arra  mengucap  pamit.  Baru  saja  kulumat  soal-soal  try  out  fisika
            kemarin dengannya.

                  Aku keluar ruang kelas, berjalan di selasar. Sesekali kunikmati
            warna-warni  tumbuhan  di  tepian  selasar  itu.  Hening.  Sepi.  Cahaya
            terang  memancar  panas  terlihat  di  lapangan  basket  sana.  Jam
            pulang sekolah sudah berlalu satu setengah jam yang lalu.
                  Aku  hampir  sampai  di  hadapan  ruang  guru,  tapi  ada  samar
            suara  kudengar.  Keningku  terangkat,  heran  dengan  itu.  Biasanya

            ruang  itu  akan  kosong  sebelum  jam  tambahan  sore  nanti  dimulai.
            Kupikir hanya ada satu atau dua orang guru saja. Aku sampai pada
            jendela ruang guru itu. Setengah sengaja kuintip ke dalam ruangan.
            Hampir sepuluh orang guru di dalam, tetapi tanpa Pak Rahman yang
            biasanya  tidak  langsung  pulang.  Posisi  mereka  bukan  seperti  saat
            mengobrol  bebas  sehari-hari.  Posisi  mereka  lebih  kepada...  rapat
            formal. Berlebihan. Semi formal mungkin.




                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  22
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28