Page 12 - 2B
P. 12

2B


            Walaupun  begitu,  ia  bersabar  dan  mengharap  pahala,  ia  tidak
            berharap sesuatu kecuali Allah dan Hari Akhir.”
                  Aku mengangguk semangat. Tepatnya, bangga dengan Bara
            yang rupanya mengetahui banyak kisah islami.
                  “Itu bisa jadi contoh kita untuk mempertahankan kebenaran,”
            simpulnya.

                  Aku tersenyum lebar, menatap punggung Bara yang lalu sibuk
            dengan  buku-bukunya.  Aku  memandangnya  lekat.  Mendidih
            banggaku, meminta diluapkan. Pantas kamu jadi ketua OSIS, Bara.
            Kamu cerdas. Tetapi bibirku terkunci oleh sipu malu.

                                             ***


                  Seminggu  yang  lalu,  sebuah  SMS  disebarkan.  Isi  SMS  itu
            ialah  meminta  seluruh  siswa  kelas  3  IPA  berkumpul  sepulang
            sekolah.  Penerima  SMS  itu  termasuk  aku.  Sangat  terkejut  aku
            mengetahui rencana kecurangan terorganisir itu. Aku geram. Setelah
            lama  kupikirkan,  aku  kembali  tenang  karena  kutemukan  senjataku,
            Bara. Bara pasti bisa menghentikan itu.

                  Sepulang  sekolah  keesokan  harinya,  dengan  santainya  aku
            berjalan melawan arah tempat berkumpul. Eni menghampiriku, “Bit!
            Mau ke mana kamu? Ayo bareng ke atap sana.”
                  Aku  menggeleng  bijak,  “Tidak,  En.  Aku  tidak  ikut  dan  tidak
            akan pernah mau ikut dengan cara kotor ini.”
                  “Hmh..  yakin  Bit?”  Eni  memandangku,  mengerlingkan  mata
            bulatnya seakan tak percaya dengan keputusanku.

                  “Iya En.”

                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  11
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17