Page 5 - 2B
P. 5

2B


                                     CHAPTER 1


                  Aku mengangkat wajahku dari tunduk mencoret-coret kertas.

            Soal-soal pilihan ganda itu jelas membulatkan mata, memutar otak.
            Niatku hendak berusaha mengingat rumus-rumus, tapi tiba-tiba aku
            lupa  akan  itu.  Kulihat  mereka.  Ah,  beberapa  pasang  mata  terus
            mengawasi  jarum  jam  penanda  detik  di  atas  papan  tulis.  Pasti,
            dengan  telinga  yang  tengah  dipasang  sebaik  mungkin.  Beberapa

            orang  sesekali  melihat  ke  arah  jam  dinding  itu,  juga  mengawasi
            jarum yang sama, sesekali beralih pandang ke lembar soal mereka.
            Pasti, mereka juga tak kalah cermat memasang pendengarannya.
                  Jarum penanda detik mengenai angka 2. Ketika sebuah meja
            di  belakangku  bergeser  dengan  decitan  samar,  hampir  serempak
            gerak  mereka  tertuju  pada  lembar  jawaban.  Mereka  adalah  siswa-
            siswa yang memperoleh soal berkode A.

                  “Fadli,” Bu Rina memanggil sumber decitan itu dengan suara
            lembut,  “Tolong  jaga  ketenangan,  ya!”  Fadli,  sang  server,  hanya
            tersenyum tipis.
                  Masih  beberapa  menit  sejak  try  out  ujian  kimia  dimulai,
            decitan itu sudah terdengar berkali-kali, tapi hanya berasal dari Fadli.
                  Aku menggeleng. Dalam hati kuucap, “Astaghfirullah. Teman-

            temanku.”  Lalu  kuputuskan  kembali  pada  pekerjaanku,  mencoret-
            coret  lembar  buramku,  menghitung  hasil  dari  rumus-rumus  yang
            kuingat.
                  Decitan itu terdengar lagi. Kali ini berasal dari meja Zein. Aku
            melihat Bu Rina menoleh ke arah jam dinding. Jarum penanda detik


                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  4
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10