Page 9 - OBESITAS PADA REMAJA (1)
P. 9
Weni Kurdanti, dkk: Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas pada remaja
30% atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. subjek kelompok non-obesitas meliputi serealia (nasi
Kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula, dan putih, jagung kuning, roti tawar, mi kuning), umbi-
natrium sehingga dapat meningkatkan resiko kegemukan umbian yaitu kentang, kacang-kacangan (tahu dan tempe
dan karies gigi (13) kedelai), sayuran (bayam, caisin, wortel, tomat), buah-
buahan (jeruk, melon, mangga), dan teh.
Asupan karbohidrat Berdasarkan hasil Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi tahun 2004, kecukupan serat makanan dianjurkan
Asupan karbohidrat berlebih pada kelompok
obesitas ditemukan lebih tinggi dibandingkan kelompok sebesar 19-30 gram/kapita/hari (16). Tidak mungkin
tidak obesitas. Tingginya konsumsi karbohidrat untuk mendapatkan jumlah serat yang adekuat hanya
disebabkan sebagian sampel penelitian mengkonsumsi dengan makan buah-buhan dan sayuran dalam jumlah
makanan tinggi karbohidrat pada jam istirahat (jajan) besar (17). Asupan serat dapat diperoleh dengan lima atau
seperti nasi goreng, cilok, batagor, mie ayam, bakso, dan lebih porsi buah-buahan dan sayuran serta enam porsi
siomay. Selain itu juga dari jenis makanan ringan seperti harian roti gandum, sereal dan kacang-kacangan (18).
chitato, keripik singkong, dan keripik kentang. Kelebihan Sebagian besar asupan serat, baik itu pada
karbohidrat di dalam tubuh akan diubah menjadi lemak. kelompok obesitas maupun non-obesitas masih kurang
Perubahan ini terjadi di dalam hati. Lemak ini kemudian dari kecukupan. Hal ini terjadi karena rendahnya konsumsi
dibawa ke sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak sayur dan buah. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian
dalam jumlah tidak terbatas. Ukuran atau porsi makan besar subjek pada kelompok non-obesitas menyatakan
yang terlalu berlebihan juga dapat memiliki banyak bahwa mereka jarang mengkonsumsi sayuran dan buah-
kalori dalam jumlah banyak dibandingkan dengan apa buahan. Dalam seminggu, subjek mengaku maksimal 3
yang dianjurkan untuk orang normal untuk konsumsi ksli mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, bahkan
sehari-harinya (14). ada beberapa yang sama sekali tidak mengkonsumsi
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang sayuran. Banyak alasan yang menyebabkan subjek pada
mengatakan bahwa ada perbedaan bermakna antara penelitian ini jarang mengkonsumsi sayuran dan buah-
asupan karbohidrat pada kelompok anak obesitas dan buahan, salah satunya karena kurang suka dengan sayur
tidak obesitas. Usia remaja rentan akan risiko obesitas dan tidak ada waktu di rumah untuk makan sayur dan
karena pada usia ini remaja mengalami penurunan buah akibat aktivitas yang lebih banyak di luar rumah.
aktivitas fisik, peningkatan konsumsi tinggi lemak, dan Beberapa subjek mengaku bahwa orang tuanya jarang
tinggi karbohidrat (15). memasak sayur karena kesibukannya. Selain itu, subjek
juga mengaku lebih suka mengkonsumsi jenis makanan
Asupan serat kering seperti gorengan, aneka lauk (ayam, ikan, daging,
dll), aneka jajanan (batagor, sosis goreng, bakso, mi
Berbeda dengan asupan serat, persentase asupan ayam), dan makanan manis seperti roti dan kue. Alasan-
serat kurang ditemukan lebih banyak pada kelompok alasan tersebut juga sering dikemukakan oleh beberapa
non-obesitas (76,4%) dibandingkan obesitas (59,7%). subjek pada kelompok obesitas yang asupan seratnya
Berdasarkan hail wawancara dengan SQ-FFQ diketahui kurang. Jenis makanan yang dikonsumsi tersebut sedikit
jenis sumber serat yang sering dikonsumsi oleh subjek mengandung serat.
kelompok obesitas meliputi serealia (nasi putih, jagung, Pola makan dan kebiasan makan pada subjek
roti tawar, mi kuning), umbi-umbian yaitu kentang, penelitian cenderung ke arah makanan yang berlemak,
kacang-kacangan (tempe kedelai dan tahu), sayuran berminyak serta mengandung banyak pati dan gula
(bayam, bunga kol, sawi hijau, daun singkong, daun sehingga hal tersebut akan menyebabkan asupan serat
papaya, kacang panjang, kangkung, tomat, wortel), buah- menjadi rendah. Selain itu, tersedianya kantin, restauran
buahan (apel, jeruk, mangga, semangka, melon), dan teh. cepat saji, dan pedagang keliling di sekitar area sekolah
Sementara jenis sumber serat yang sering dikonsumsi yang umumnya menyajikan makanan yang berlemak
186 • Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol. 11, No. 4, April 2015