Page 21 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 21

“Terus?”
               “Petunjuknya, bebas.”
               “Aduh.”
               “Aduh, bagaimana?”
               “Kalau salah orang bagaimana?”
               “Makanya lihat-lihat.”
               “Ini sudah lihat-lihat. Itu yang kelihatan bingung?”
               “Pakai perasaan.”
               “Wih, dari tadi aku sudah mikir-mikir.”
               “Pakai perasaan, bukan mikir.”
               “Apa bedanya.”
               “Bedalah.”
               “Mikir itu ada analisisnya, perasaan ya perasaan. Pakai hati
               nurani.”
               “Aku ya mikir ya pakai perasaan.”
               “Punya perasaan to?”
               “Emang kamu bisa mikir?”
               “Ini mau ngajak berdebat atau bertengkar?”
               “Kita nginap di mana?”
               “Kok dari tadi tanya melulu?”
               “Bukan tanya. Memastikan.”
               “Biar tidak sepi. Hidupku selalu sepi.”
               “Nyanyi itu lagi. Hmmmm… .”


               (3)
               “Enak gak tempat tinggalmu?”
               “Gak enak. Semrawiiisss...”
               “Kenapa?”


                                        3
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26