Page 27 - BUKU ANTOLOGI CERPEN 18 CERITA MENGGUGAH HATI-ok
P. 27
17
Pasir Dan Batu………………………
K
atanya mutiara itu sangat indah, tapi bagiku
“Dia” lebih indah. “Dia” sosok wanita yang cantik,
berbalutkan kerudung panjang berwarna biru,
matanya hitam dengan lesung pipi di kedua pipinya. Namanya
adalah Nura, gadis sederhana nan ayu rupawan. Persahabatan
kami bukan sekadar kata yang ditulis pada kertas tak bermakna,
tapi persahabatan kami merupakan ikatan suci yang diperoleh
diatas dua hati. Kami menulisnya dengan tinta kasih sayang dan
suatu saat akan dihapus bersama dengan tetesan darah dan
barang kali dengan nyawa.
Aku dan Nura sudah menjadi sahabat sejak kecil, Waktu di
SD, kami satu sekolah, di SMP satu sekolah, sampai SMA pun
satu sekolah. Hanya saja ketika tamat SMA kami memutuskan
jalan hidup masing-masing. Nura bekerja di salah satu butik
pakaian. Alhamdulillah pekerjaan itu ia lakukan dengan disiplin
sehingga ia mendapat kepercayaan dari bosnya. Setelah dua
tahun bekerja, Nura meutuskan untuk sekolah menjahit. Tak
berkelang waktu lama, kini Nura sudah dapat menjahit pakaian,
memotong celana, memasang kancing layaknya tukang jahit pada
umumnya. Sedangkan aku, setelah tamat SMA aku memutuskan
untuk melanjutkan pendidikanku di Jakarta. Semua telah
kupertimbangkan, jauh dari orang tua dan hidup di perantauan
membuatku menjadi seorang yang kuat. Kuat tahan banting, kuat
sendiri, kuat menghadapi segalanya. Walaupun kami terpisahkan
oleh jarak dan waktu, namun komunikasi melalui sosial media
selalu kami lakukan. Tidak setiap hari, terkadang satu minggu
Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah” 17

