Page 22 - BUKU ANTOLOGI CERPEN 18 CERITA MENGGUGAH HATI-ok
P. 22
12
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ayah dan ibuku tak memiliki
simpanan sepeser pun untuk menyekolahkanku di perguruan
tinggi. Seketika mendengar hal tersebut, ibuku kepikiran, sampai-
sampai darah tingginya kambuh lagi.
“Ibu kenapa, Bu?” tanyaku pada ibu.
“Tak apa-apa Ra, kamu yakin mau kuliah, apa sebaiknya
tidak kerja aja?” tanya ibuku padaku. Seketika aku terdiam dan
memikirkan kembali perkataan ibuku. Namun, setelah kupikirkan
dengan matang, aku memutuskan untuk tetap melanjutkan
pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu universitas.
Akhirnya aku masuk di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan melalui jalur UM-PTKIN. Segala kebutuhan dan
perlengkapan selalu dipenuhi oleh ayah dan ibu, bahkan sampai
mengutang ke tetangga sekalipun mereka lakukan.
Lima semester telah berlalu dan kini aku sedang berjuang
di semester enam. Berkat usaha dan doa orang tua, aku sampai
ke titik ini. Namun, ini semua belum akhir dari semua. Masih ada
perjalan panjang yang akan kuukir bersama dengan ayah dan
ibuku. Malam itu, tanpa diduga-duga, ayah pulang dari warung.
“Bu, Ra, tadi ayah bertemu dengan orang yang mempunyai
rumah ini,” kata ayah. “Empat bulan lagi kita harus meninggalkan
rumah ini,” sambung ayah kembali. Kala itu aku sedang makan.
Mendengar cerita tersebut, seketika makanan yang kumakan tak
kumakan lagi. Cucuran air mata mulai menjatuhi pipiku.
“Terus, kita akan pergi ke mana, Yah?” tanyaku dengan
sedih.
“Belum tau ini gimana, Ra” jawab ayah. Ibu terdiam saat
mendengar berita tersebut. Ayah dan ibu bahkan aku tak
Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah” 12

