Page 23 - BUKU ANTOLOGI CERPEN 18 CERITA MENGGUGAH HATI-ok
P. 23
13
mengetahui sampai sekarang apa alasan kami disuruh untuk
meninggalkan rumah tersebut. Hari ini kedua motivatorku sangat
sedih, begitupun aku. Seketika aku memikirkan akan ke mana
kami tinggal.
Malam harinya, nenek datang ke rumah bersama dengan
abang dari ibuku dan keluarga yang lain. Mereka menanyakan
apakah berita yang dikatakan orang-orang benar bahwa kami
harus meninggalkan rumah itu.
“Ayahnya Ara, mamak dengar dari orang-orang kalau harus
pindah, apa benar itu?” tanya nenekku pada ayah.
“Iya Mak” sahut ayahku.
“Ya udah, ayok pulang aja ke rumah mamak lagi!” ajak
nenekku malam itu. Akan tetapi, ayahku masih bingung. Apakah
akan membuat gubuk untuk kami tinggal atau kembali lagi untuk
kesekian kalinya. Akhirnya ayahku memutuskan untuk membuat
gubuk sederhana yang berlantaikan tanah dengan dinding yang
ala kadarnya saja supaya tidak kena hujan dan panas. Sebelum
membuat gubuk tersebut, ayah dan ibu akan pindah meninggalkan
rumah tersebut dan ikut tinggal bersama nenek untuk sementara.
Semua barang yang ada di rumah telah dipindahkan. Betapa
hancur diriku, air mata mulai terjatuh kembali. Pada saat seperti
ini, aku tak berada di samping mereka. Mereka berdua dibantu
dengan uwak mengangkat semua perkakas yang ada di rumah,
sedang aku berada jauh dari mereka. Aku masih di kota
perjuanganku. Aku hanya bisa mendoakan semoga Allah selalu
memberikan rezeki, kekuatan, dan kesabaran kepada mereka.
Handphoneku berbunyi, kulihat ada satu panggilan tak
terjawab dari ayahku. Segera kutelepon kembali mereka.
Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah” 13

