Page 90 - BUKU ANTOLOGI CERPEN 18 CERITA MENGGUGAH HATI-ok
        P. 90
     80
               bisu, tak ada kata-kata yang keluar dari bibir mungil Indah. Sorot
               mata Indah dapat menjelaskan betapa hancur hatinya.
                      ‘Tok tok tok’ Terdengar bunyi ketuka di pintu.
                      “Indah,  makan  dulu,  Sayang!  Ini  umi  masak  makanan
               kesukaan Kamu.”
                      “Nanti  saja  Mi,  Indah  belum  lapar.  Umi  sama  Abi  makan
               saja duluan!”
                      “Ya  Allah,  sampai  kapan  putriku  akan  terus  seperi  ini?”
               ucap umi lirih.
                      “Kenapa, Mi. Indah belum mau keluar juga?” tanya Abi.
                      “Iya Bi, Umi gak tega lihat keadaan Indah sekarang.”
                      “Kita  harus  sabar,  Mi.  Mungkin  Allah  sedang  ingin
               menaikkan derajat kita lewat cobaan ini.”
                      “Tapi  Bi,  mau  sampai  kapan  putri  kita  akan  terus  seperti
               ini?  Umi  gak  bisa  lihat  Indah  terus-terusan  seperti  ini.  Apa  kita
               coba untuk mencari pengganti Rio, Bi?”
                      “Apa maksud Umi?”
                      “Umi  hanya  ingin  putri  kita  kembali  mendapatkan
               kebahagiaannya  Bi.  Umi  mohon  sama  Abi  untuk  mencarikan
               pemuda lain untuk Indah.”
                      “Baiklah Mi, nanti Abi pikirkan, sekarang kita makan dulu.”
                      Atas saran dari istrinya, ayahnya Indah segera mencarikan
               lelaki pengganti untuk Rio. Namun tidak mudah karena di desa itu
               para  lelakinya  sudah  pada  menikah,  sedangkan  yang  masih
               perjaka pergi merantau ke tempat lain.
                      Pagi  itu,  ayah  Indah  menemui  seorang  teman  karibnya
               ketika  masih  menimba  ilmu  di  pesantren  dahulu.  Beliau  adalah
               Ustad Salman yang cukup terkenal di desanya.
               Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah”                                                80
     	
