Page 10 - Artikel 15 Gabung Jadi Ebook
P. 10
Akhir Juli 1965, belum ada dokter spesialis kandungan, bidan juga masih jarang. Dengan
menahan mulas yang hebat, ibuku pasrah menerima semua ini, beliau dibawa ke ruang tengah
kebetulan ada dipan di sana, ibuku tiduran di sana dengan ditemani bibiku, adik ibuku. Bapak
kemudian pergi mencari dukun beranak (paraji kalau kata orang Sunda). Singkat cerita, dukun
beranak tiba dijemput bapak. Tidak perlu digambarkan persalinan ibuku, berjuang dengan
segenap jiwa raga melahirkan aku. Meskipun aku gambarkan, yang bisa merasakan hanya ibu-
ibu yang pernah melahirkan, bagaimana dahsyatnya mulas mau melahirkan. Bapak-bapak tidak
akan pernah merasakan perjuangan tersebut, berjuang mempertaruhkan hidup dan mati. Ibuku
hanya bisa pasrah dan berdoa menjalani semuanya. Makanya beliau berpesan pada diriku, begitu
aku melahirkan, pasrah saja, hidup dan mati urusan Allah SWT.
Akhirnya malam 27 Juli 1965, aku lahir dari rahim ibu dengan selamat. Alhamdulillah ibuku
melahirkan dengan tiada halangan sedikit pun. Dan tibalah aku diberi nama. Ternyata yang
memberi namaku itu bibi, adik ibuku yang menunggui ibu berjuang. Namaku dihubungkan
momen malam tersebut. Nama depan Nurlaeli, nama belakang Mutamariah. Nurlaeli itu
bermakna cahaya wengi karena aku dilahirkan malam hari, disaksikan bulan purnama yang
bersinar terang dan Mutamariah itu dihubungkan peristiwa Mutamar Muhammadiyah di
Bandung pada malam tersebut.Akhirnya nama tersebut disepakati. Dibuatkan selembar kertas
kenal lahir dengan kertas tipis yang sampai kini aku simpan kenal lahir tersebut.
Ternyata di balik namaku itu ada rahasia besar, takdir Allah SWT. Takdir Allah SWT yang tidak
bisa dipungkiri. Jodoh yang Allah berikan untukku ada di balik namaku, nama suamiku Amar
Wiguna, ini potongan namaku Mutamariah. Orang tuaku dan orang tuanya tidak pernah sepakat,
mereka tidak pernah tahu jodoh anak-anaknya, tetapi Allah Maha Tahu, kami tidak pernah tahu.
Nama kami hampir berkaitan satu sama lain.
Kini ibuku telah tiada, meninggalkan kami selama-lamanya. Bapakku masih ada, sudah sering
sakit-sakitan. Bibiku, pemberi namaku, masih sehat walafiat. Aku beserta saudara-saudaraku
hanya bisa mendoakan ibuku, semoga beliau ditempatkan di tempat terbaik, dijauhkan dari siksa
kubur, dan masuk ke syurga-Mu ya Allah. Untuk bapak dan saudara-saudara kedua orang tuaku,
yang umurnya sudah tidak muda lagi termasuk bibiku, semoga sehat terjaga dari hal apa pun