Page 14 - Artikel 15 Gabung Jadi Ebook
P. 14
Kenangan Cikapundung bagi keluargaku. Adikku yang laki-laki masih kecil belum masuk TK.
Dia suka main di Cikapundung, bermain bandring disebutnya, mainan anak baheula (dulu),
bukan main ketapel. Main bandring itu, batu kecil yang diikat menggunakan tali yang kuat
semacam tali rapia. Kemudian dilemparkan ke air kali Cikapundung. Setelah terbawa air atau
hanyut kemudian ditarik lagi. Itulah mainan bandring. Entah bagaimana, tiba-tiba adikku itu
hanyut terbawa air, untung ada yang menemukan tetanggaku yang sudah remaja, dia sigap segera
berenang menolong adikku dan alhamdulillah, dia pandai berenang sehingga adikku dapat
diselamatkan.
Kami sekeluarga pernah kebanjiran karena Kali Cikapundung airnya meluap, tidak terlalu parah
banjirnya masih bisa diatasi. Kami dievakuasi ke tempat yang jauh dari kali. Kebetulan rumah
nenekku jauh dari sungai. Kami untuk sementara bermalam di rumah nenek. Besok pagi kami
pulang ke rumah dan secara bergotong royong membersihkan rumah.
Satu lagi sejarah Cikapundung, untuk kali ini sungai kebanggaan warga Bandung ini menelan
korban jiwa. Sebuah komunitas pernah melakukan olah raga arung jeram, karena airnya sangat
deras, salah satu perahu karet yang mereka tumpangi terbalik dan salah seorang hanyut, mungkin
tidak bisa berenang atau airnya sangat deras. Dia tidak bisa diselamatkan.
Suatu hari anak tetangga, teman adikku, berpenyakit epilepsi, merenung di pinggir kali. Keadaan
siang yang sepi karena seluruh warga sedang di rumah menyaksikan pertarungan Muhammad Ali
petinju legendaris dengan pegulat asal Jepang bernama Antonio Inoki di Tokyo Jepang tahun
1976. Aku ingat waktu itu aku kelas 5 SD. Karena Muhammad Ali begitu digandrungi di seluruh
dunia, aku dipulangkan guru kelasku Pak Sudirman dengan dibekali beberapa pertanyaan untuk
dijawab mengenai pertarungan tersebut. Aku senang sekali walaupun aku anak perempuan yang
masih tergolong kecil, sangat antusias menonton pertandingan tersebut. Seru karena seorang
petinju berhadapan dengan pegulat. Pertarungan tersebut berakhir seri.
Anak tetangga yang epilepsi itu, hilang selama 2 hari. Tidak diketahui ke mana dan apa yang
terjadi. Seluruh keluarga dan tetangga sibuk mencari keberadaan Ayi nama anak itu. Tiba-tiba
dapat kabar Ayi ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Kali Cikapundung dekat Kampus
Unisba. Jasadnya berada di atas batu besar. Kepalanya besar sebesar ember.