Page 28 - Artikel 15 Gabung Jadi Ebook
P. 28
Keluarga bapak dibawa ke RS. Saya tertidur pulas. Bangun malam juga tidak buka HP. Setelah
salat Subuh pun saya tidak tahu karena saya tidur lagi.
Pagi-pagi pukul 07.00 saya bangun karena HP-ku berbunyi. Ternyata kabar bahwa bapak masuk
IGD. Dan yang lebih membuat khawatir, bapak sulit bernafas kalau menurut kedokteran gagal
nafas. Dokter meminta keluarganya untuk menandatangani surat izin bapak kami akan dipasang
alat bantu nafas (ventilator). Kami berembuk walaupun jarak jauh, adikku segera
menandatangani surat itu karena bapak harus segera mendapatkan pertolongan. Ya bismillah saja
kami berdoa yang terbaik untuk bapak.
Bapak dirawat di ICU ruang isolasi yang tidak boleh ditemua kecuali oleh dokter dan perawat.
Dokter dan perawat tidak menggunakan APD karena memang status bapak untuk sementara
paru-paru atau gagal nafas. Setelah selesai pemasangan alat bantu nafas, nafas bapak belum
stabil. Kata perawat biar tidak banyak gerak, bapak diberi obat tidur dan ternyata bapak tertidur
pulas hanya masih bisa mendengar. Dilihat dari luar, nafasnya belum stabil seperti masih sesak
berat. Keadaannya sangat mengkhawatirkan.
Setiap hari dicek laboratorium hasilnya leukositnya sangat tinggi, yang lain-lainnya normal.
Di samping cek rutin pihak RS bertanya segala macam kronologis bapak pernah bepergian ke
mana? Pernah datang di keramaian orang? Bertemu siapa saja? Dijelaskan semuanya oleh adik
saya. Pihak RS waspada karena gejalanya mengarah ke terpapar virus covid 19.
=======Bersambung======