Page 19 - ikat ilmu dengan menulisnya
P. 19
19
Beliau punya tujuan lain yang lebih hebat. Beliau
bilang,”Kamu tidak usah kursus komputer, kita beli
saja komputernya dan nanti malah bisa kita pakai
untuk kepentingan kita”.
Wah, tentu saja saya setuju sekali. Iya lah. Kalau
kursus kan hanya di waktu-waktu tertentu saja bisa
pakai komputernya. Sedangkan kalau punya sendiri,
maka 24 jam bisa saya mainkan.
Ibu saya meski asalnya orang desa, namun
rupanya dalam urusan teknologi Beliau suka ikut
trend, rada melek dan rada gaul dikit. Kalau ada
produk teknologi dengan inovasi terbaru yang orang-
orang belum punya, Beliau justru malah sudah beli
duluan.
Saya masih ingat dulu ketika masih di Mesir,
beliau sudah punya camera yang kalau sekarang kita
menyebutnya DSLR. Cuma waktu itu kita
menyebutnya tustel. Jadi tiap momen dalam
kehidupan saya ketika masih di Mesir, selalu ada hasil
jepretannya. Jadi saya punya album foto pribadi,
dimana isinya hanya foto-foto saya sejak baru lahir,
bahkan sejak ayah ibu saya baru menikah.
Kamera handycam yang bisa merekam video
pernah beliau beliakan untuk saya. Microwave juga
sudah beliau miliki, pada saat orang masih masak
pakai kayu bakar dan kompor minyak. Tabung LPG
saja masih jarang-jarang, ibu saya malah sudah beli
microwave.
Jadi ibu saya ceritanya membelikan saya sebuah
PC generasi awal. Saya masih ingat tipenya yaitu 286
AT. Operating systemnya masih pakai DOS yang