Page 14 - ikat ilmu dengan menulisnya
P. 14

14

        Imajinasi macam ini seiring dengan dugaan saya
    bahwa  di  dalam  pesawat  radio  transistor  itu  ada
    orang-orangan  kecil  yang  tiap  hari  berbicara  atau
    main  musik.  Maka  saya  pernah  berupaya
    membongkar  radio,  demi  ingin  bertemu  dan
    bertanya kepada orang-orangan kecil di dalam radio.

        Kalau  di  dalam  radio  saya  mengira  ada  orang
    kecil, maka mesin tik ini saya menduga adalah mesin
    yang bisa mengeluarkan uang,  sebagaimana mesin

    ATM zaman sekarang.
        Tentu  ayah  dan  ibu  saya  tertawa  mendengar
    imaginasi saya berhayal. Bukan apa-apa, karena tiap

    hari saya mengantar kepergian ayah saya ke kantor,
    selalu  saya  tanya,  kenapa  ayah  saya  itu  tiap  hari
    harus kerja ke kantor? Ke kantor itu untuk apa? Ke
    kantor itu terus melakukan apa?

        Ibu saya mungkin males menjawab panjang lebar,
    Beliau kasih jawaban yang gampang dan mudah saya
    cerna, ayah saya tiap hari kerja ke kantor biar dapat
    uang. Ini jawaban yang rasanya standar, tiap ibu pasti
    akan ditanya seperti itu oleh anaknya, dan jawaban

    standarnya ya seperti itu.

        Namun  di  otak  saya  kala  itu  terbentuk  sebuah
    pemahaman  imaginer,  bahwa  ke  kantor  itu  biar
    dapat uang. Dan di kantornya ayah saya, saya pernah
    lihat ayah saya bekerja yaitu dengan cara mengentik
    pakai  mesin  tik  itu.  Jadilah  saya  berkesimpulan,
    bahwa  mesin  tik  inilah  mesin  pencetak  uang.
    Begitulah imaginasi anak-anak. Logikanya sederhana.
    Ke kantor biar bisa punya uang. Berarti ke kantor itu

    bikin uang atau mencetak uang. Dan mesin tik itulah
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19