Page 10 - ikat ilmu dengan menulisnya
P. 10
10
di Timur Tengah adalah punya koleksi kitab
berbahasa Arab. Biasanya kitab-kitab itu memang
yang menjadi muqarar alias bahan studi. Lalu kitab-
kitab itu dibawa pulang ke tanah air. Disimpan di rak
buku, bahkan seringkali dipamerkan di ruang tamu.
Sehingga kalau ada tamu masuk rumah, dia akan
gemetar melihat koleksi kitabnya sang alumni Timur
Tengah. Kesannya, orang ini sangat tinggi dan banyak
sekali ilmunya, setidaknya dilihat dari banyaknya
koleksi kitab yang dipamerkan.
Tapi sebenarnya itu hanya trik sederhana. Siapa
pun yang punya sedikit rejeki, bisa saja membeli
banyak kitab dan mengoleksinya, sambil
memajangnya di ruang tamunya.
Kalau sekedar pulang bawa kitab, rasa-rasanya
sudah amat biasa. Tapi tidak harus lelah kuliah ke luar
negeri pun, kalau hanya judulnya sekedar mengoleksi
kitab berbahasa Arab, sama sekali tidak masalah.
Buktinya saya sendiri punya ratusan koleksi kitab
berbahasa Arab, padahal saya tidak pernah kuliah di
Saudi atau pun di Mesir. Kitab-kitab itu memang saya
beli dari sana, tapi saya tetap di Jakarta, hanya
uangnya saja yang saya kirim dan kitabnya datang
sendiri.
Lalu apakah ketika kita sudah punya koleksi kitab
selemari penuh, lantas kita sudah berilmu? Jawabnya
tidak dan saya yakin kita sepakat .
Apalagi di zaman sekarang, koleksi kita tidak perlu
kita beli jauh-jauh di Arab sana. Download saja
program Maktabah Syamilah atau ngopi dari hardisk
teman, otomatis kita punya koleksi ribuan kitab di