Page 6 - ikat ilmu dengan menulisnya
P. 6
6
itu sirna, hilang, dan terlepas dari tangan. Salah satu
sebabnya karena ilmunya itu tidak diikatnya.
Lalu bagaimana cara mengikatnya?
Salah satunya tentu dengan jalan diamalkan
dalam arti disampaikan kembali. Apa yang dahulu
pernah dipelajari, tentu harus disampaikan kembali
kepada murid-muridnya.
Hanya saja tantangannya, tidak mentang-
mentang sudah mukim lama di Timur Tengah sana,
lantas begitu pulang bisa langsung mengajarkan apa
yang telah dipelajarinya. Sebab boleh jadi tidak ada
jamaah yang siap diajarkan ilmu yang sudah setinggi
itu. Banyak juga karena tidak ada kesempatan, atau
memang tidak diberi kesempatan, atau bisa juga dia
yang tidak mau ambil kesempatan.
Kalau untuk kasus yang tidak ada jamaah yang
sesuai atau selevel ilmunya, contohnya banyak
sekali. Nyaris kita semua mengalaminya. Bahkan
Ayah saya dulu meski kuliah dan menetap 16 tahun
di Mesir, ternyata begitu balik ke Indonesia beliau
malah buka pengajian kelas anak-anak SD.
Ilmu yang beliau dapat selama belajar di Mesir
nyaris hampir tidak bisa diajarkan, karena ngajarnya
anak-anak SD. Kalau hanya mengajar anak-anak SD,
tidak usah sampai ke Mesir pun bisa.
Jadi tantangannya jelas sekali, yaitu bagaimana
bisa menyampaikan ilmu yang kita pelajari, kalau
audience yang mau kita ajarkan juga tidak ada?
Di sisi lain, tidak semua alumni Timur Tengah
berminat untuk ustadz dan berceramah di depan