Page 5 - ikat ilmu dengan menulisnya
P. 5

5





                           Mukadimah








        Ikatlah  ilmu  dengan  menuliskannya.  Saya  lupa
    siapa yang pertama kali mengatakan  hal ini. Tapi isi
    pesannya masih terus terngiang di kepala saya.

        Ya    benar     sekali,    ikatlah    ilmu    dengan
    menuliskannya. Sebab kalau tidak ditulis, ilmu yang
    dicari  susah  payah  itu  bisa  hilang  juga.  Posisinya
    hanya 11-12 dengan mereka yang sama sekali tidak

    pernah mencari ilmu, yaitu sama-sama tidak berilmu.

        Bedanya yang satu belum pernah punya ilmu dan
    yang ini pernah punya ilmu tapi sudah hilang. Kalau
    dikaitkan  dengan  kemiskinan,  dua-duanya  sama-
    sama miskin. Yang pertama memang dasarnya miskin
    dan  belum  pernah  jadi  orang  kaya.  Satunya  lagi
    pernah kaya di masa lalu, tapi sekarang sudah jadi
    orang  miskin  lagi.  Kan,  sama  saja  kedudukannya,
    sama-sama orang yang tak punya.

        Dan ini jadi semacam tragedi para eks penuntut

    ilmu,  khususnya  ilmu-ilmu  keislaman  atau  ilmu
    agama.  Bayangkan,  dari  kecil  sudah  pisah  dengan
    orang tua karena masuk pesantren, lulus pesantren
    pisah lagi karena kuliah jauh ke negeri orang, baik
    Saudi, Mesir,  Yaman, Syam dan seterusnya.

        Namun ternyata apa setelah ilmu didapat, pulang
    ke tanah air, perlahan namun pasti ilmu yang didapat
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10