Page 37 - Legenda Batu Babi dan Anjing
P. 37
benak laki-laki itu atas perubahan yang tak terelakkan
dari anjing setianya. Pasrah.
Puncak kekesalan itu datang ketika laki-laki
itu mengerjakan pembuatan perahu dari kayu ulin.
Kesetiaan anjingnya tak diragukannya untuk menemani
di mana pun ia berada. Namun, setiap kesempatan selalu
berada dalam gonggongannya membuatnya gusar.
Kegusaran yang memuncak menjadi emosi yang berujung
penyesalan.
Bahan perahu telah disiapkan, diukur, dipotong,
dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Puluhan baji
disiapkan. Tak ketinggalan si anjing setia menunggu
dan berada dalam gonggonggan yang tak kunjung
putus. Di antara terik matahari dan kelelahan yang
merayapi tubuhnya, suara gonggongan sangat berisik
di telinganya.
Darahnya mendidih. Matanya gelap tiba-tiba, yang
terlihat hanyalah palu besar pemukul baji di sebelahnya.
Diraihnya, diangkatnya tinggi-tinggi, sekuat harapan
25