Page 39 - Legenda Batu Babi dan Anjing
P. 39
Seperti tersadar, dilemparkannya palu itu ke tanah.
Palu kematiannya.
Terduduk di tanah. Perlahan air matanya
meleleh di wajahnya. Nanar penglihatannya akan
kejadian yang lewat di dalam alur kehidupannya.
Penyesalan bercampur dengan kemarahan atas
dirinya sendiri membuncah. Menggerakkan hidupnya
untuk meraih sebuah kapak. Berdiri, diayunkannya
kapak itu ke kepala palu ulin dengan maksud untuk
menghancurkan kehancuran hatinya atas kematian
anjing kesayangannya. Berkelebat sinar putih berkilau
menuju sebuah titik kehancuran.
“Praaakkk....” Sebuah hantaman keras
meluluhlantakkan palu sekeras baja di hadapannya.
Terbelah.
Tangannya tertahan saat mengayun untuk
kehancuran kedua. Sebuah benda berkilat menggelinding
keluar dari belahan palu itu. Benda sebesar telur ayam
jatuh ke tanah. Terpana matanya menatap cahaya
27