Page 28 - Mahmud dan Sawah Ajaib
P. 28

berulang-ulang ia menggunakan serat-serat benang itu
            karena daya tahannya yang tidak seberapa. Meskipun
            demikian, ia tidak pernah bosan memintal serat nenas

            hutan itu.
                 Proses memintal benang jaring itu butuh waktu,
            keuletan,  dan  kesabaran.  Rasanya  mustahil  Lem

            Mahmud hanya berharap pada tenaganya yang semakin
            berkurang untuk memintal benang itu. Matanya mulai
            rabun, otot jemarinya tak sanggup dipaksanya bekerja
            semalaman.

                 Hasil padi di sawahnya pun tidak seberapa, bahkan
            dari  hari  ke  hari  persediaan  beras  mereka  pun  cukup
            sebagai bekal makan bersama istrinya sehari-hari saja.

            Kehidupan  mereka  semakin  susah.  Sudah  seminggu
            terakhir  hasil  tangkapan  ikan  Lem  Mahmud  sangat
            sedikit. Bahkan, kemarin tidak seekor ikan pun berhasil

            dijaringnya. Persediaan beras pun sudah menipis. Untuk
            menghemat beras, Lem Mahmud masuk hutan mencari
            makanan alternatif.

                 Matanya jelalatan, rasa laparnya semakin terasa. Ia
            memperhatikan setiap pohon dengan saksama berharap
            menemukan sebatang  pohon gadung. Orang Aceh
            menyebutnya janeng. Tumbuhan hutan berjenis umbi-

            umbian itu tumbuh di antara semak belukar. Batangnya
            kecil dan berduri kecil, merambat seperti pohon sirih.





                                          16
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33