Page 12 - Indara dan Siraapare
P. 12
La Jampi berpikir dan merenungi nasib kedua anak
kembarnya itu. Teringat ia pada kelahiran anak-anaknya.
“Keris itu!. Mungkin keris itu yang telah menyebabkan
anak-anakku menjadi nakal? Apakah keris itu akan membawa
malapetaka bagi anak-anakku nanti? Bagaimana kalau
mereka nanti mulai membunuh. Mereka tak boleh menjadi
kejam.” Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam benak La
Jampi.
Semalaman La Jampi tidak bisa tidur. Ia terus
memandangi kedua anaknya yang sedang tertidur pulas di
atas tikar. Siraapare tidur sambil melipat kedua tangan di
atas dadanya, kerisnya diletakkan di samping badannya yang
kurus. Sementara itu, Indara Pitaraa tidur dengan memeluk
kerisnya.
“Aku harus mengambil tindakan!” ucapnya tegas
pada dirinya sendiri. Esok harinya, disampaikanlah satu
keputusan pada istrinya.
“Wa Sara …, aku sudah mengambil keputusan.
Sebelum penduduk desa marah pada Indara Pitaraa dan
Siraapare, bagaimana kalau mereka berdua kita suruh
mengembara saja. Kita suruh mereka pergi jauh-jauh dari
kampung ini?”
“Apa …! Tega sekali Bapak mengusir anak-anak kita.
Tidak! Aku tidak mau!”
5