Page 14 - Modul Latihan 1_OK_upload
P. 14
Contoh:
Hasil pengukuran antara titik A tempat alat berdiri dan titik B dimana rambu ukur
dipasang. Dengan menggunakan penyipat datar diperoleh data sebagai berikut:
Bacaan benang atas (BA) = 1.654 m. Bacaan benang bawah (BB) = 1.400 m.
Tentukanlah jarak antara titik A dan B.
Penyelesaian :
Jarak antara titik A dan B = (BA – BB) x 100
= (1.654 – 14.00) m x 100 = 25.40 meter
c) Pengukuran Beda Tinggi
Pengukuran beda tinggi tempat atau yang sering dikenal dengan istilah
menyipat datar adalah menentukan perbedaan tinggi antara dua titik atau tempat
di lapangan. Beda tinggi antara dua titik dapat diartikan sebagai jarak vertikal
antara dua garis mendatar yang melalui kedua titik. Bila beda tinggi (h) antara
dua buah titik, misalnya A dan B, sedangkan tinggi titik A diketahui, misalnya
HA, dan titik B posisinya lebih tinggi dari titik A, maka tinggi titik B dapat
dihitung.
H B = H A + h
Beda tinggi antara titik A dan B adalah jarak antara dua bidang nivo yang
melalui titik A dan B. Umumnya bidang nivo adalah bidang yang melengkung,
tetapi bila jarak antara titik A dan B dekat maka kedua nivo yang melalui titik A
dan B dapat dianggap sebagai bidang datar.
Ada tiga cara pengukuran beda tinggi yang biasa digunakan:
(1) Menempatkan alat penyipat datar di salah satu titik, misalnya di titik B
(2) Menempatkan alat penyipat datar di antara kedua titik
(3) Menempatkan alat di belakang kedua titik
Kegiatan Belajar 1 Pengoperasian Instrumen Pengukur Profil 12