Page 86 - eModul Bhs Indonesia
P. 86
Dengan memahami proses afiksasi, kita dapat
membentuk kata baru yang tidak hanya sesuai dengan
struktur bahasa, tetapi juga menambah kekayaan kosakata
dalam Bahasa Indonesia.
2. Proses Pengulangan (Reduplikasi)
Proses reduplikasi adalah pembentukan kata
dengan cara mengulang bentuk dasar, baik secara penuh
maupun sebagian, dengan atau tanpa perubahan fonem.
Menurut Ramlan (1983) dan Muslich (2010), reduplikasi
dapat dilakukan untuk menambahkan intensitas atau
variasi makna pada kata dasar. Reduplikasi memiliki ciri-
ciri utama, yaitu:
a. Pengulangan Penuh: Mengulangi seluruh bentuk
dasar tanpa perubahan.
Contoh: buku-buku, sepeda-sepeda.
b. Pengulangan Sebagian: Mengulangi sebagian
bentuk dasar tanpa perubahan.
Contoh: memanggil-manggil, berlari-lari.
c. Pengulangan dengan Afiksasi: Mengulangi bentuk
dasar sambil menambahkan imbuhan.
Contoh: rumah-rumahan, orang-orangan.
d. Pengulangan dengan Variasi Fonem: Mengulangi
bentuk dasar dengan sedikit perubahan fonem.
Contoh: gerak-gerik, sayur-mayur.
3. Proses Pemajemukan
Pemajemukan adalah proses penggabungan dua
atau lebih kata dasar menjadi satu kesatuan yang
memiliki makna baru. Kata majemuk berbeda dengan
frasa, karena dalam kata majemuk, elemen-elemennya
tidak dapat dipisahkan tanpa mengubah makna. Contoh
kata majemuk meliputi kamar tidur, meja makan, dan
keras kepala. Perbedaan utama antara frasa dan kata
majemuk terletak pada fungsinya. Misalnya, frasa Nia
makan mengacu pada tindakan makan oleh Nia,
78