Page 76 - E-modul Anorganik Satu semester
P. 76
o Oksida Amfoter yaitu oksida yang dapat bersifat sebagai asam maupun basa,dan dapat
bereaksi dengan asam maupun basa misalnya:
ZnO (s) + H 2SO4 (l) →ZnSO 4(aq) +H 2O (l)
Al 2O 3(s)+6HCl (aq) → 2AlCI 3(aq) + 3H₂ O (l)
o Peroksida Oksida ini memiliki sebuah atom oksigen lebih dari dari oksidanya akan
menghasilkan hidrogen peroksida (H 2O)
Na 2O 2(s)+ H 2SO 4(aq) → Na₂ SO 4 (aq) +H 2O 2 (l)
BaO 2(s)+ H 2SO 4(aq) → BaSO 4 (aq) +H 2O 2 (l)
o Hidrogen Peroksida
Merupakan gas yang tak berwarna,sangat kental oleh karena kuatnya ikatan
hidrogen,Hidrogen peroksida bersifat tidak stabil dan mudah terdisproporsionasi menurut
persamaan reaksi:
2H 2O + O → 2H 2O (l)
2(g)
(l)
o Kompleks Dioksidan
Reaksi reversible ini merupakan reaksi komplek dioksidan yang bersifat diamagnet seperti
Fe,Ru, Rh,Ir,Ni,Pd dan Pt.
Di atmosfer pula, kita dapat menemukan sejumlah kecil oksida karbon, yaitu karbon
dioksida (CO 2). Pada kerak bumi pula dapat ditemukan berbagai senyawa oksida, yakni
oksida silikon (Silika SO 2) yang ditemukan pada granit dan pasir, oksida aluminium
(aluminium oksida Al 2O 3 yang ditemukan pada bauksit dan korundum), dan oksida besi
(besi(III) oksida Fe 2O 3) yang ditemukan pada hematit dan karat logam.
Sulfur terdapat secara luas dialam sebagai unsur,sebagai H 2S dan SO 2 dalam bijian
sulfida logam dan sebagai sulfat seperti gibbs dan anhidrat (CaSO 4), Magnesium sulfat dan
sebagainya Sulfur diperoleh dalam skala besar dari gas hidrokarbon alamiah. H 2S ini dapat
dihilangkan melalui interaksi dengan SO 2 yang diperolah dari pembakaran Sulfur diudara.
S+O₂ →SO₂
2H₂ S + SO₂ →3S + 2H₂ O
69