Page 22 - BUKU DIGITAL
P. 22
BAB IX
PENGUKURAN NILAI TAMBAH
PENDIDIKAN
A. Nilai Tambah
Nilai tambah merupakan perbedaan antara biaya input dan nilai output. Sepanjang rantai
pasokan, nilai tambah dapat berupa perubahan fisik barang yang meningkat, serta dapat juga
berupa nilai tidak berwujud yang berasal dari tambahan layanan yang diberikan. Nilai tambah
mencakup semua nilai yang dihasilkan pada tahap tertentu oleh faktor-faktor produksi,
termasuk nilai tambah yang nyata melalui proses transformasi bahan baku, tenaga kerja, dan
modal, serta nilai tambah tidak berwujud yang berasal dari modal intelektual (pemanfaatan aset
pengetahuan) dan interaksi hubungan (seperti membangun kemitraan). Menurut Hayami et al
(1987), nilai tambah yang nyata dipengaruhi oleh faktor teknis (kapasitas produksi, jumlah
bahan baku yang digunakan, dan tenaga kerja) serta faktor pasar (harga output, upah tenaga
kerja, harga bahan baku, dan nilai input lainnya), yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Nilai-Tambah- = f {K, B, T, U, H, h, L} ………………………(1)
Dimana:
K = Kapasitas Produksi
B = Bahan Baku
T = Tenaga Kerja
U = Upah Tenaga Kerja
H = Harga Output
h = Harga Bahan Baku
L = Nilai input lain (nilai dan semua pengorbanan yang terjadi selama pengolahan untuk
menambah nilai)
B. Balanced Score Card sebagai alternatif pengukuran Kinerja Lembaga
Pendidikan
Balanced ScoreCard secara konseptual menganggap bahwa strategi merupakan inti dari
dinamika organisasi. Balanced ScoreCard mengintegrasikan berbagai inisiatif perbaikan yang
terpisah menjadi sebuah sistem perbaikan yang komprehensif. Agar dapat memaksimalkan
efektivitas Balanced ScoreCard, pengukuran harus terhubung dengan sistem manajemen yang
ada. Dengan menggunakan Balanced ScoreCard, suatu lembaga dapat bertransformasi dari
sekadar sistem pengukuran kinerja menjadi kerangka kerja manajemen strategis yang lebih
terstruktur. Manajemen strategi, sebagaimana dijelaskan oleh Wahyudi, adalah seni dan ilmu
18