Page 30 - BUKU DIGITAL
P. 30
BAB XIII
Analisis Mikro Lembaga Pendidikan,
Analisis Nilai Tambah Pendidikan secara
Perorangan, dan Analisis Nilai Tambah
Pendidikan bagi Masyarakat
A. Analisis Nilai Tambah Pendidikan Dalam Dimensi Makro & Mikro
Pembiayaan pendidikan yang mencakup keseluruhan suatu negara akan dibahas dalam konteks
Pembiayaan Makro Pendidikan. Sementara itu, pembiayaan yang hanya melibatkan lembaga
atau institusi tertentu akan dibahas dalam Pembiayaan Mikro Pendidikan. Pembiayaan makro
pendidikan mencakup seluruh wilayah atau negara yang bersifat kompleks, menyeluruh, dan
komprehensif. Pembiayaan makro pendidikan dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu pusat, D.I
(provinsi), dan D.II (kabupaten). Rida Firanika dalam tulisannya menyatakan bahwa
Pemerintah Republik Indonesia, sesuai dengan amanat Undang-undang, setiap tahunnya telah
menetapkan alokasi anggaran pendidikan minimal sebesar 20% dari total Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam skala yang lebih kecil, tanggung jawab untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara mikro telah beralih dari birokrasi ke unit pengelola
yang lebih dasar, yaitu sekolah atau satuan pendidikan.
B. Analisis Nilai Tambah Secara Perorangan
Menurut Elchnan Chon (1979), ekonomi pendidikan merupakan kajian mengenai cara individu
maupun kelompok dalam masyarakat mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya
yang terbatas demi menghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan, pengembangan
pengetahuan dan keterampilan, serta pembentukan pendapat, sikap, dan nilai-nilai, terutama
melalui pendidikan formal. Selain itu, kajian ini juga mencakup bagaimana mendiskusikan hal
tersebut secara adil dan merata di antara berbagai kelompok masyarakat. Dari analisis nilai
tambah pendidikan secara individu, dapat disimpulkan bahwa nilai tambah pendidikan adalah
peningkatan yang diperoleh seseorang akibat mengikuti pendidikan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan yang dicapai, semakin tinggi pula kualitas individu tersebut.
C. Analisis Nilai Tambah Bagi Masyarakat
Dalam proses pembangunan lembaga pendidikan, Brubacher mengemukakan dua dasar filosofi
yang penting, yaitu dasar epistemologi. Dalam konteks ini, lembaga pendidikan dituntut untuk
memahami lingkungan sekitarnya dan merenungkan secara mendalam permasalahan yang ada
dalam masyarakat. Tujuan pendidikan seharusnya tidak terpengaruh oleh berbagai
pertimbangan dan kebijakan, melainkan harus tetap berpegang pada kebenaran yang hakiki.
Dari analisis mengenai nilai tambah pendidikan bagi masyarakat, dapat disimpulkan bahwa
setiap bentuk pendidikan pada akhirnya harus mempersiapkan generasi muda untuk
menghadapi tantangan kehidupan di masa depan, yang mencakup:
26