Page 189 - Buku 9
P. 189

Kepala Desa serta menyelenggarakan musyawarah desa. Ini
           berarti bahwa eksklusi BPD dan pelemahan fungsi hukum
           BPD digantikan dengan penguatan fungsi politik (represen-
           tasi, kontrol dan deliberasi).

              Secara politik  musyawarah desa  merupakan extend-
           ed BPD.  Pada UU  No.  6/2014  tentang Desa, dalam Pasal
           1 (ayat 5) disebutkan bahwa Musyawarah Desa atau yang
           disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan
           Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur mas-
           yarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan
           Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.  Penger-
           tian tersebut memberi makna betapa pentingnya kedudukan
           BPD  untuk  melaksanakan  fungsi pemerintahan,  terutama
           mengawal berlangsungnya forum permusyawaratan dalam
           musyawarah desa. Kondisi ini yang kemudian dipertegas
           dalam Undang-Undang Desa di Bagian Keenam, Pasal 54
           (ayat 2), hal yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud
           meliputi: a) Penataan Desa; b) Perencanaan Desa; c) Kerja
           sama Desa; d) Rencana investasi yang masuk ke Desa; e)
           Pembentukan  BUM  Desa; f)  Penambahan dan pelepasan
           Aset Desa; dan g) Kejadian luar biasa.

















           188                                         REGULASI BARU,DESA BARU
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194